![](https://i0.wp.com/awsimages.detik.net.id/api/wm/2024/02/28/suasana-perayaan-galungan-di-desa-penglipuran-bali-5_169.jpeg?wid=54&w=650&v=1&t=jpeg&w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bangli –
Salah satu desa wisata primadona di Bali, Desa Penglipuran, di Bangli dibanjiri pengunjung belakangan ini. Pengelola pun menyiapkan sejumlah langkah agar wisatawan tetap nyaman.
Wayan Sumiarsa, ketua pengelola Desa Penglipuran, menyebut kunjungan wisatawan ke Desa Penglipuran meningkat hingga 500 orang per hari. Desa wisata dengan keindahan arsitektur tradisionalnya dan tata ruang yang asri itu dikunjungi rata-rata sekitar 3.500 orang per hari.
Jumlah pengunjung sebanyak itu sudah melebihi daya dukung Desa Penglipuran yang memiliki luas 112 hektare itu.
“Berdasarkan data yang kami punya, memang ada tren peningkatan. Berada di kisaran 500 orang. Dulu mulanya 3.000 orang sekarang rata-rata kunjungan menjadi 3.500 orang,” kata Sumiarsa dalam perbincangan dengan detikTravel, Jumat (7/6/2024).
Dengan pengalaman bertahun-tahun melayani wisatawan, Sumiarsa telah menyiapkan strategi agar wisatawan dan pengelola sama-sama nyaman.
“Kami di Desa Wisata Penglipuran sedang berusaha menyamakan persepsi terkait dengan lonjakan pengunjung yang datang. Dari segi carrying capacity (daya dukung) sudah tidak memungkinkan. Jadi, kami berusaha membuat inovasi jangka pendek tanpa mengabaikan lingkungan,” kata Sumiarsa.
Untuk memecah kepadatan wisatawan di satu titik saja, Sumiarsa dan tim pengelola mulai melakukan pengembangan atraksi baru, yaitu Hutan Bambu. Tak hanya menjelajah Desa Penglipuran, kini wisatawan bisa berkunjung Hutan Bambu yang letaknya tak jauh dari desa.
“Kami melakukan pengembangan dan inovasi baru di Hutan Bambu untuk menjadi atraksi wisata baru. Ini tentu membutuhkan proses dan tanpa mengabaikan lingkungan sekitar,” kata Sumiarsa.
Inovasi jangka pendek itu sesuai dengan nilai konservasi yang ada di Desa Penglipuran. Sumiarsa menyebut hingga kini ia dan seluruh warga desa selalu menjaga nilai-nilai konservasi yang diwariskan oleh leluhur. Salah satunya melakukan konservasi di Hutan Bambu.
Beberapa aktivitas menarik yang bisa pengunjung lakukan di Hutan Bambu yaitu berburu spot foto estetik dengan latar belakang hutan bambu, berbelanja di Pasar Pelipur Lara yang buka setiap hari Sabtu, dan bersantap di restoran bambu dengan menu autentik khas Bali.
Hutan bambu berlokasi di sisi utara Desa Penglipuran. Pengunjung dapat berjalan hingga tingkat paling atas Desa Penglipuran, maka akan menemukan petunjuk yang mengarah ke hutan bambu. Letaknya tak jauh, hanya memakan waktu berjalan kaki sekitar 5 menit atau sekitar 100 meter dari Desa Penglipuran.
Sumiarsa menyebut kesuksesan inovasi Hutan Bambu untuk memecah penumpukan wisatawan tentu membutuhkan proses dan peran serta dari para biro perjalanan dan pramuwisata.
“Dalam membuka atraksi Hutan Bambu, tentu kami dari pihak pengelola juga membutuhkan peran serta dari teman-teman biro perjalanan dan pramuwisata untuk membantu mengarahkan wisatawan berkunjung ke Hutan Bambu sehingga tidak terjadi penumpukan di satu titik saja,” ujar Sumiarsa.
Simak Video “Potret Desa Penglipuran Bali yang Dinobatkan Sebagai Desa Wisata Terbaik Dunia“
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)