![](https://i1.wp.com/awsimages.detik.net.id/api/wm/2025/02/10/rangga-dan-dicky-smash_169.jpeg?wid=54&w=650&v=1&t=jpeg&w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jakarta –
Sebagai boyband yang pernah sangat populer di Indonesia, SMASH memiliki basis penggemar yang dikenal sebagai Smashblast.
Kehebohan mereka dalam mendukung idola rupanya tidak hanya terjadi di panggung atau acara meet and greet, tetapi juga sampai ke depan rumah para personelnya.
“Fans nyamperin sampai ke rumah, bener-bener di depan rumah. Misal aku lagi livestreaming, ada yang komen ‘kak, dulu aku diem di depan rumah kakak loh seharian, nungguin kakak pulang di Bandung, tapi kakak nggak ada, akhirnya aku foto sama jemuran’,” kenang Dicky SMASH sembari tertawa saat ditemui di Studio Trans TV, Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2025).
Beberapa fans mengetahui rumah mereka dari anak tetangga yang kebetulan satu sekolah dengan penggemar SMASH.
“Dulu itu kan sebenernya kita pas pulang ke Bandung itu pengennya istirahat sama quality time sama keluarga, tapi anaknya tetangga yang satu sekolah sama Smashblast ngasih tahu rumah kita, jadi kita pulang ke rumah ketauan ya, jadi pada nunggu depan pager,” beber Rangga Moela.
Yang lebih mengejutkan, ada juga penggemar yang sengaja datang dari Jakarta ke Bandung hanya untuk melihat mereka dan sampai menginap di depan rumah.
“Malah ada yang sengaja dari Jakarta ke Bandung, sampai nginep depan rumah,” tutur Dicky SMASH.
Meski kejadian ini cukup ekstrem, Dicky mengaku bahwa tidak sampai merasa takut. Namun bagi Rangga Moela, hal ini cukup mengganggu karena rumah seharusnya menjadi tempat privasi dan waktu istirahat bersama keluarga.
“Takut sih nggak,” ucap Dicky SMASH.
“Terganggu iya,” timpal Rangga Moela.
Bagaimanapun, mereka tetap menghargai antusiasme penggemar, meski terkadang merasa rumah pribadi mereka berubah menjadi tempat meet and greet setiap hari.
“Soalnya kan itu privasi ya, rumah kita buat istirahat sama keluarga, jadinya ya berasa meet and greet tiap hari, kalau nggak ditemuin juga kasian,” tutup Dicky SMASH.
SMASH (Seven Men as Seven Heroes) dibentuk pada 2010 dan langsung mencuri perhatian sebagai boyband pertama yang memperkenalkan gaya K-Pop di Indonesia.
Namun, perjalanan mereka tidak selalu berjalan mulus. Pada 2013, Morgan Oey memilih meninggalkan grup untuk mengejar karier di dunia akting.
Pada 2019, Rangga Moela juga memutuskan keluar demi fokus pada karier solonya di industri fashion dan hiburan.
Kepergian dua anggota ini membuat SMASH sempat vakum sebelum akhirnya kembali dengan formasi yang berbeda.
(ahs/wes)