![](https://i0.wp.com/awsimages.detik.net.id/api/wm/2025/02/11/spbh-toyota-di-karawang_169.jpeg?wid=54&w=650&v=1&t=jpeg&w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jakarta –
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan punya enam Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) atau Hydrogen Refueling Stasion (HRS) di Indonesia. Mereka akan menggandeng pemerintah dan swasta untuk mewujudkan rencana tersebut.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengatakan, enam SPBH tersebut masih terpusat di kawasan Jabodetabek. Sementara dua dari enam fasilitas sudah diresmikan belum lama ini.
Lokasi-lokasi tersebut berada di Senayan (Jakarta Pusat), Daan Mogot (Jakarta Barat), Muara Karang (Jakarta Utara), Cawang (Jakarta Timur), Karawang (Jawa Barat) dan Patimban (Jawa Barat). Kini, SPBH Senayan dan Karawang sudah diresmikan dengan menggandeng PLN dan Toyota.
“Target HRS yang prioritas enam titik tadi untuk edukasi. HRS ada di Senayan yang milik PLN itu untuk edukasi dan mengenalkan hidrogen aman dan bisa digunakan di berbagai kendaraan dan pembangkit,” ujar Eniya di Karawang, Jawa Barat, Selasa (11/2).
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com
|
Dalam mendirikan HRS di Indonesia, pemerintah menggandeng sejumlah pihak terkait, mulai dari Pertamina, BRIN, PLN hingga Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHA). Pihaknya secara tak langsung mengapresiasi langkah Toyota Indonesia yang telah mendirikan fasilitas sejenis di Karawang, Jawa Barat.
“PLN mendirikan HRS di Senayan Februari tahun lalu. Satu tahun kemudian, Toyota merealisasikan HRS kedua dengan pressure 700 bar. HRS ketiga kita harapkan Pertamina bisa merealisasikan apa yang sudah direncanakan,” tuturnya.
“Lalu HRS yang ke empat, lima, enam dan seterusnya kita harapkan industri lain mulai bergerak. Ekosistem yang ada kita ciptakan, selain menyiapkan regulasi dan standarnya seperti apa,” kata dia menambahkan.
Toyota Bangun SPBH di Karawang
Proses pembangunan SPBH atau HRS PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang memerlukan waktu setahun dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademia, BRIN, Pertamina, PLN dan IFHA.
Langkah tersebut diklaim untuk mendukung upaya pemerintah dalam mengadopsi energi hijau dan pengembangan ekosistem hidrogen di Indonesia.
“Upaya ini merupakan langkah penting bagi Toyota dalam memperkenalkan solusi energi masa depan yang lebih berkelanjutan. Toyota bertujuan memastikan setiap teknologi dapat berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon,” kata Nandi Julyanto selaku Presiden Direktur PT TMMIN.
![]() |
HRS Toyota merupakan fasilitas yang dirancang untuk mengisi ulang kendaraan berbasis hidrogen, seperti forklift, mobil ataupun truk, dengan menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar utama kendaraan yang masuk dalam kategori grey energy.
Namun, Toyota ke depannya akan bertransisi menuju green hydrogen sebagai ultimate goal. Hal itu dicapai melalui proses produksi elektrolisis air menggunakan energi terbarukan. Proses peralihan ini bertahap karena green hydrogen masih memerlukan infrastruktur dan teknologi yang lebih maju, serta investasi yang besar.
(sfn/dry)