Jakarta –
Sebuah mobil Toyota Avanza berkelir hitam melaju tanpa kendali. Mobil tersebut berjalan tanpa ada sopir yang mengendalikan di dalamnya. Akibatnya, mobil itu sampai menabrak pesepeda dan tiang penerangan jalan.
Video detik-detik Avanza nyelonong tanpa sopir viral di media sosial. Mobil yang dikemudikan pengendara wanita itu dilaporkan mengalami masalah pada sistem pengeremannya. Sopir itu kemudian turun dari mobilnya.
Dalam video itu juga tampak mobil meraung dengan RPM tinggi. Seorang pria yang disebut salah satu sopir truk yang melintas di jalan tol berniat membantu. Namun, pria itu tampak melakukan bantuan dari luar mobil. Kemudian, mobil melaju tanpa ada yang mengendalikan di dalamnya. Pria yang menolong itu mencoba mengejar dengan berlari, tapi tidak terjangkau, malah sampai terjatuh.
Dikutip detikNews, Kasat Lantas Jakarta Utara Kompol Donni Bagus Wibisono mengatakan mobil yang dikemudikan oleh perempuan berinisial YH ini mengalami masalah rem saat melintas di Jalan Tol Wiyoto Wiyono.
“Awalnya kendaraan Toyota Avanza B-1088-BFT yang dikemudikan Saudarai YH melaju di Jalan Tol Wiyoto Wiyono arah selatan. Saat di perjalanan di atas tol kendaraan Toyota Avanza tersebut mengalami kendala remnya tidak berfungsi,” jelas Donni.
Menurutnya, pengemudi Avanza itu panik hingga turun dari mobil. Namun, mobil itu malah berjalan sendiri hingga akhirnya menabrak pesepeda di dekat Halte Pintu Air 2, Jalan Yos Sudarso, Kelapa Gading.
Pelajaran dari Kecelakaan Ini
Erreza Hardian, Road Safety Commission Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang juga sebagai Wakil Bidang Pendidikan & Pelatihan Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (KAMSELINDO), menyebut seharusnya pengemudi atau pemilik kendaraan sudah memastikan kendaraannya laik jalan sebelum digunakan.
“Secara aturan, baik dari pemegang merek, ada kewajiban perawatan bagi setiap kendaraan bahkan ketika bukan lagi garansi. Kedua, sebagai pengemudi dan pemilik SIM memastikan laik jalan. Gampang kok soal rem ini, saat start jalan sedikit rem dan mundur dikit rem. Dan saat meninggalkan parkiran lihat ada tetesan oli kah. Oh iya saat maju mundur tadi sekalian buka kaca, mungkinkah (ada) bunyi yang artinya perlu juga dirawat. Apalagi model tromol dan di musim hujan,” kata Reza kepada detikOto, Senin (20/1/2025).
Lebih jelas, jika berhenti darurat di mana pun, pastikan menggunakan rem tangan atau parking brake. Dengan begitu, diharapkan mobil tidak berjalan sendiri jika kita turun dari mobil.
“Ketika berada pada suatu ketinggian ada namanya energi potensial, ada massa, gravitasi dan ketinggian. Itu tol jelas elevated kan, kemudian secara massa menyimpan energi dan sering saya rasakan getaran di jalan itu cukup besar ketika banyak kendaraan berat melintas. Apalagi sempat henti ya, itu mobil sebelum pengemudi turun, kalau lupa pasang parking brake hanya netral sangat memungkinkan ada gaya yang bekerja padanya. Juga elevasi jalan,” jelas Reza.
Kalau dihadapkan seperti kejadian ini, pengemudi perlu menarik perhatian orang atau pengendara lain di sekitar.
“Dalam video sudah tepat, banyak pengguna jalan lain aware. Tapi ada bahaya baru mobilnya berjalan tak terkendali, tidak ada mungkin bisa ditahan, karena tenaga mesin vs tenaga manusia. Jadi kalau ada yang bisa dipakai gunakan prinsip ganjal atau tahan laju kendaraan dengan benda atau malah sesama kendaraan,” katanya.
Selain itu, pengendara juga perlu menambah literasi soal respons darurat di jalan. Paling tidak, lakukan tindakan yang bisa memperkecil risiko.
“Prinsip menyelamatkan nyawa benar, tapi ada lagi soal memperkecil risiko lainnya dengan prosedur henti di jalan. Bijak bertindak kalau dirasa mobil bermasalah lewat saja jalan arteri yang ada kendali lalu lintas dan jalan yang memaafkan dan menjelaskan,” ucapnya.
“Yuk pahami bersama, kembali mengingatkan dalam melakukan mobilitas di jalan itu pasti ada bahayanya. Tidak dapat kita hilangkan hanya bisa kita kendalikan risikonya. Dan celaka itu selalu diawali dengan adanya bahaya,” pungkas Reza.
(rgr/dry)