
Jakarta –
Suzuki Carry dihantam KA Argo Semeru di Madiun. Ini pelajaran yang bisa diambil dari insiden tersebut.
Suzuki Carry ditabrak kereta api (KA) Argo Semeru yang tengah melintas. Insiden itu terjadi di perlintasan tanpa palang pintu di Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun. Dalam video yang beredar luas di sosial media, detik-detik insiden sempat terekam kamera.
Tampak Carry itu memang berhenti di tengah lintasan dan tak lama berselang KA Argo Semeru menghantamnya hingga terguling. Alhasil sisi samping mobil pun ringsek dan bagian belakang pintu juga terbuka.
Dikutip detikJatim, Carry itu rupanya sudah ditinggal oleh pengendara dan penumpang lantaran mogok. Kapolres Madiun AKBP Muhammad Ridwan menyebut kecelakaan terjadi sekitar pukul 11.30 WIB. Cary tersebut dikemudikan Tarmuji (50) warga Jalan Anggrek Permai Gading, Desa Petahunan, Kecamatan Gadingrejo, Pasuruan.
Saat kejadian, mobil melaju dari perkampungan arah timur ke barat Desa Wonoasri. Sesampainya di lokasi, sang anak melihat kanan kiri memastikan tidak ada KA melintas.
“Sesampai di tengah-tengah perlintasan, istri pengemudi yang bernama Supartin melihat dari arah utara ada kereta, kemudian korban bersama penumpang lain turun dan meninggalkan mobil tersebut,” kata Ridwan.
Pelajaran dari Insiden Kereta Tabrak Suzuki Carry
Dari insiden itu ada pelajaran yang bisa dipetik agar tidak terulang. Praktisi keselamatan dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengurai beberapa hal yang harus diperhatikan saat pengendara melintas di rel kereta.
Pertama, berhenti sesaat setidaknya tiga meter sebelum rel baik ada ataupun tidak ada palang pintu. Sebab, kebiasaan banyak pengendara selalu terobos perlintasan, bahkan ketika palang pintu sudah ditutup.
“Perhatikan ada atau tidaknya kereta. Menoleh, mendengarkan, dan memastikan aman sebelum melintas,” ucap Sony belum lama ini.
Selanjutnya, perhatikan kondisi lintasan rel dengan permukaan, apakah diagonal, selevel, berlubang, licin atau bahkan menanjak. Hal tersebut, kata Sony, menjadi handicap ketika harus melintas. Kalau perhitungan sudah matang, Sony menyarankan agar pengendara melaju dengan gigi rendah. Tujuannya agar ada daya dorong dan menghindari mogok di tengah lintasan kereta.
Sebelumnya, Ketua KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) Soerjanto Tjahjono pernah menjelaskan fenomena mobil mogok saat menyebrangi perlintasan kereta api. Soerjanto mengungkap mogoknya mobil saat melintas di pelintasan kereta api bisa juga pengemudi yang tidak tepat saat melakukan pemindahan gigi persneling. Kondisi ini bisa juga membuat mesin mobil mati.
“Ketika melewati jalan kereta, mungkin jelek, dia lupa memindahkan gigi rendah, mati. Distarter tapi giginya masih masuk sehingga tidak bisa distarter, dibilang karena kena medan magnet kereta itu tidak benar,” ucap Soerjanto.
Psikis yang terganggu juga jadi faktor yang membuat manusia tidak bisa mengendalikan mobil macet saat melintas di rel kereta. Kondisi ini membuat pengendara panik dan tidak bisa berpikir jernih.
“Ketika distarter persneling masih masuk (gigi), karena dia panik, dia lupa menginjak kopling, mobil pun tidak bisa distarter. Kalau kondisi panik inilah yang perlu diberi pelatihan kepada pengemudi,” terang Soerjanto.
Simak Video “Detik-detik Mobil Carry Tertabrak KA Argo Semeru di Madiun“
[Gambas:Video 20detik]
(dry/din)