Jakarta –
Distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar, termasuk Pasar Induk Beras Cipinang, diminta disetop. Permintaan ini disampaikan oleh pedagang yang tergabung dalam Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi).
Menurut Wakil Ketua Perpadi Jakarta Billy Haryanto, saat ini petani mulai memasuki musim panen. Jika distribusi beras SPHP ke pasar tidak dihentikan maka akan berdampak pada harga gabah di petani.
“Kita maunya di setop beras SPHP, karena sudah panen raya,” kata Billy kepada detikcom, Rabu (27/3/2024).
Billy mengatakan pihaknya telah meminta Badan Pangan Nasional agar memerintahkan Perum Bulog menyetop distribusi SPHP.
“Saya sudah minta untuk disetop (kepada Badan Pangan Nasional. Kasihan petani harga gabah biar nggak jatuh,” jelas dia.
Menurut dia harga gabah saat ini sudah merosot ke angka Rp 6.000 sampai Rp 6.500 per kilogram (kg). Kemudian harga beras sendiri di Pasar Induk Beras Cipinang sudah turun ke level Rp 10.500 sampai Rp 13.500/kg.
“Sekarang sudah anjlok harga gabah. Di kampung saya sendiri di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen lagu panen raya dan harga gabah sudah Rp. 6.000 gabah kering panen (GKP),” jelasnya.
Sebelumnya, Billy penurunan harga beras telah mencapai Rp 2.000/kg. Harga gabah kering panen (GKP) juga sudah turun di level Rp 6.500-6.800/kg. Ke depan, dia meyakini harga beras berangsur turun lagi seiring adanya panen raya.
“Sudah lebih dari Rp 200/kg (harga beras turun). Turunnya sudah Rp 1.000-2.000 untuk dua bulan ini,” kata dia kepada detikcom, Jumat (22/3/2024).
(hns/hns)