
Jakarta –
Demi mendapatkan harga makanan yang lebih murah dan biaya hidup terjangkau, pasangan asal Inggris ini pindah dari Inggris ke Vietnam. Ini kisahnya!
Inggris termasuk ke dalam negara yang memiliki biaya hidup cukup tinggi. Apalagi bagi warganya yang tinggal di kota besar seperti London. Biaya sewa rumah atau flat yang tak murah, harga bahan makanan yang tinggi sampai harga makanan di restoran yang cukup mahal.
Hal inilah yang membuat pasangan asal Inggris ini pindah ke Vietnam. Pasangan ini bernama Celine Diffin dan Matthew yang berasal dari Armagh, Irlandia Utara, Britania Raya.
Dilansir dari DailyMailUK (07/04), pasangan ini pindah ke Hanoi, sekitar dua tahun yang lalu. Mereka membawa putri mereka yang masih berusia enam bulan. Alasan utama mereka pindah dari Armagh ke Hanoi karena biaya hidup yang jauh lebih murah, serta orang-orang Vietnam yang lebih ramah.
Pasangan Ini Pindah dari Inggris ke Vietnam Demi Makanan Murah Foto: Site News
|
Celine yang masih berusia 29 tahun menyebut bahwa biaya sewa apartemen mereka di Hanoi hanya £432 (Rp 8,553,600), apartemen itu cukup luas dan memiliki dua kamar tidur. Kemudian biaya belanja mereka seminggu penuh hanya £40 (Rp 792,000), sudah termasuk biaya bensin untuk kendaraan mereka. Harga camilan seperti sandwich atau bhan mi hanya £1 (Rp 19,800).
Begitu juga dengan harga makanan di Vietnam yang serba murah. Jika mereka makan di restoran atau di tempat makan di Hanoi, mereka hanya perlu mengeluarkan uang £2 (Rp 39,600). Harga bir dan minuman di Vietnam bahkan tidak seberapa.
Sementara saat masih berada di Armagh, Celine harus mengeluarkan uang sekitar £650 (Rp 12,870,000) untuk biaya sewa kamar di asrama mahasiswa.
“Di Vietnam itu ada banyak sekali buah-buahan dan sayuran segar, dibandingkan yang ada di Inggris,” jelas Celine.
Celine yang berprofesi sebagai guru TK mengaku jarang masak di rumah semenjak pindah ke Vietnam.
![]() |
“Biasanya saya dan Matthew sering makan di luar di resto lokal. Paling kita hanya menghabiskan £2 (Rp 39,600) saja. Kami sangat jarang masak di apartemen, karena rata-rata orang di sini lebih suka makan di resto soalnya semuanya serba murah,” lanjut Celine.
Selain harga makanan dan biaya hidup yang terjangkau, Celine merasa lebih bahagia tinggal di Vietnam. Ia menjadi lebih santai bahkan memiliki banyak waktu untuk beristirahat.
Satu-satunya yang membuatnya sedikit terganggu selama di Vietnam adalah kualitas udara yang tak terlalu bagus, karena tingginya polusi udara di kota Hanoi.
Dikutip dari Expat Insider, Vietnam merupakan negara yang sering masuk ke dalam daftar negara dengan biaya hidup paling terjangkau di dunia selama beberapa tahun terakhir.
(sob/odi)