Jakarta –
Panitia Olimpiade 2024 Paris memutuskan untuk tidak menyediakan AC di kamar atlet. Para atlet pun membeli AC sendiri.
Panpel memutuskan untuk tidak menggunakan AC atau air conditioner untuk mengurangi dampak konsumsi energi terhadap iklim. Sebagai gantinya, bangunan yang disebut kampung atlet itu hanya akan didinginkan oleh sistem pipa air yang mengalir di bawah lantai.
Selain itu, panpel menyediakan kipas angin di kamar atlet.
“Kampung atlet dirancang untuk menghindari kebutuhan akan pendingin udara, bahkan dalam suhu yang sangat tinggi, agar suhu tetap nyaman,” kata Wali Kota Paris Anne Hidalgo pada Maret 2024.
Di saat bersamaan, Paris sedang memasuki musim panas. Merujuk saat musim panas tahun lalu, suhu bisa mencapai 35 derajat Celsius. Bahkan, Paris dilanda gelombang panas ekstrem yang memecahkan rekor pada musim panas tahun lalu. Itu merupakan gelombang panas terpanas yang pernah tercatat di benua itu.
Paris yang berpenduduk padat memiliki risiko kematian akibat panas tertinggi di antara semua kota Eropa. Sebuah laporan baru memperingatkan bahwa suhu tinggi dapat menimbulkan ancaman mematikan bagi atlet Olimpiade tahun ini.
Tanpa AC dan hanya ada kipas angin dan sistem pendingin ruangan yang dibuat khusus ala olimpiade itu, atlet kegerahan. Banyak negara peserta Olimpiade 2024 seperti Indonesia dan Amerika Serikat yang memutuskan untuk membawa AC portable sendiri agar atlet tidak terganggu jelang bertanding.
Termasuk, atlet-atlet dari Indonesia.
Beberapa video yang diunggah akun Instagram resmi kontingen Indonesia pada Senin (29/7) pagi. Dalam video tersebut terlihat sejumlah ofisial kontingen Indonesia yang sedang memasang AC di kamar ganda putra badminton Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
“Kali ini kita ada di kampung atlet, mau pasang AC untuk atlet-atlet kita di kamar mereka,” kata salah satu ofisial Indonesia dalam video tersebut.
AC di kamar atlet-atlet Indonesia itu dilakukan pada Minggu (28/7) dan dibantu relawan Olimpiade 2024. AC yang dipasang di kamar atlet merupakan AC portable.
Kamar Fajar/Rian di kampung atlet Olimpiade 2024 menjadi salah satu kamar yang dipasang AC lebih dulu.
“Ini kondisi kamar atlet. Karena cuaca di Paris lagi musim panas, lagi panas ya mas, makanya kita butuh AC. Karena kamar lumayan sempit, kami ubah formatnya,” ujar ofisial Indonesia.
Kontingen Amerika Serikat (AS) dan Kanada, Inggris Raya, Italia, Jerman, Yunani, Denmark, dan Australia juga mengupayakan pendingin ruangan portable di kamar atlet.
Bahkan, atlet tuan rumah juga kepanasan.
“Kami memasang AC portabel,” kata perenang Prancis Assia Touati seperti dikutip The Japan Times.
“Kami tidak memiliki AC di kamar tidur, tetapi kami tetap memasang yang portabel karena cuaca menjadi terlalu panas,” dia menambahkan.
Ketidaknyamanan juga diungkapkan atlet rowing asal Aljazair, nihed Benchadli. Dia heran Paris tidak menyediakan AC di dalam kamar atlet.
“Memang ada kipas angin di kamar tidur, tetapi itu tidak cukup. Di malam hari, udaranya terlalu panas,” kata Benchadli.
“Dan kami punya sedikit masalah, kami tidak bisa membiarkan jendela terbuka karena banyak nyamuk, terlalu banyak nyamuk,” dia menambahkan.
Sarah Hirshland, CEO Komite Olimpiade & Paralimpiade AS (USOPC), mengonfirmasi bahwa anggota Tim AS juga memiliki AC di kamar mereka.
“Dalam percakapan kami dengan para atlet, ini merupakan prioritas yang sangat tinggi dan sesuatu yang dirasakan oleh para atlet sebagai komponen penting dalam kemampuan performa mereka,” kata Hirshland.
Hirshland mengatakan bahwa USOPC yang akan bertanggung jawab untuk menyediakan AC itu.
Spyros Capralos, presiden komite Olimpiade Yunani, mengatakan membeli AC untuk kenyamanan atlet, Biayanya bisa diambil dari anggaran komite atau mencari sponsor untuk menanggung biaya AC.
Pejabat Australia menghabiskan lebih dari USD 100.000 untuk menjaga agar para atlet tetap sejuk.
“Kami menghargai konsep tidak memiliki AC karena jejak karbon. Tetapi ini adalah Olimpiade dengan performa tinggi. Kami bukan mau pergi piknik,” kata Matt Carroll dari Komite Olimpiade Australia.
Pejabat Jepang juga mengatakan untuk membayar AC untuk atlet nya, dengan alasan keselamatan dan keamanan.
Tetapi, ada juga atlet yang pasrah dengan kondisi itu. Mereka tidak keberatan dengan situasi itu.
“Sebelum beberapa hari terakhir ini, cuaca di Irlandia adalah cuaca yang biasa dengan banyak hujan dan cuaca ini sangat cocok untuk atlet kami,” kata Robert Smyth, fisioterapis untuk tim Olimpiade Irlandia.
“Sejujurnya, beberapa malam terakhir kami terlambat menyelesaikan pertandingan, saya sempat drop. Kebanyakan pemain baik-baik saja, mereka baik-baik saja. Setelah Anda menutup tirai pada siang hari, Anda menjaga ruangan tetap hangat,” dia menambahkan.
Atlet Jerman juga menjadi atlet yang tidak mengeluhkan fasilitas dari panpel. Mereka berpegang pada etos ramah lingkungan dari penyelenggara.
“Tim Jerman memutuskan untuk tidak menggunakan AC dan sejauh ini kami tidak memiliki keluhan,” kata Meike Schmelzer, dari tim bola tangan Jerman.
(fem/fem)