Jakarta –
Pecel Lele asal Lamongan populer di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, ada paguyubannya tersendiri di Jakarta beranggotakan 3.000 orang yang punya kegiatan menarik.
Pecel lele Lamongan yang terdiri dari olahan ikan lele goreng, nasi, sambal, dan lalapan ini selalu jadi incaran banyak masyarakat Indonesia karena enak dan murah. Warung pecel lele pun mudah ditemukan di mana saja.
Penjual pecel lele Lamongan yang tersebar di Indonesia, termasuk Jakarta rupanya memang didukung oleh perkumpulan sesama penjual pecel lele dari Lamongan.
Hidangan pecel lele Lamongan mungkin kerap dipertanyakan. Pasalnya nama ‘pecel’ dikenal sebagai hidangan khas Madiun yang terdiri dari rebusan sayur disiram bumbu kacang.
Namun, Soen’an Hadi Purnomo, seorang tokoh Lamongan mengungkap jika racikan pecel Lamongan tidak seperti itu. Dasarnya memang pecel itu ikan yang dibakar, lalu dipenyet dengan sambal.
“Pecel itu ikan yang dibakar, dipenyet di sambel. Aslinya gitu di Lamongan itu. Tapi untuk gampangnya di goreng aja, nggak dibakar,” jelasnya kepada detikFood (22/11/2024).
Menurut Soe’nan, paguyuban masyarakat Lamongan berawal pada tahun 1952 kemudian dilanjut tahun 1965, ketika peristiwa G30S PKI terjadi. Saat itu banyak masyarakat Lamongan merantau ke Jakarta untuk mengamankan diri.
“Terus kemudian akhir tahun 1970an baru kita bentuk semacam paguyuban perkumpulan lah. Putra Asli Lamongan itu dulu,” tambahnya.
Soe’nan Hadi Purnomo, Ketua paguyuban forum silaturahmi Putra Asli Lamongan (PUALAM) 1990-an sampai dengan 2023 Foto: dok/Detikfood
|
Nama Putra Asri Lamongan diberikan dan kerap disingkat dengan ‘Pualam’. Namun, sebelum terbentuk organisasi ini, memang sudah ada dua macam paguyuban lain.
“Ada paguyuban berdasarkan lokasi di Jakarta dan bagiannya gitu, misalnya Paguyuban Menteng dan lain sebagainya,” jelas Soe’nan.
Di seluruh Indonesia, anggota paguyuban ini berjumlah sepuluh ribuan. Namun, khusus di Jakarta, kira-kira ada sekitar tiga ribuan anggota.
Paguyuban masyarakat Lamongan ini memiliki sejumlah kegiatan, tergantung masing-masing paguyuban. Rata-rata menurut Soe’nan, para anggota melakukan pertemuan, arisan, dan terkadang ceramah dari para senior.
Masyarakat Lamongan yang ikut paguyuban ini juga bisa mendapat manfaat ketika ingin membuka usaha pecel lele. Pasalnya, menurut Soe’nan, ada koperasi simpan pinjam.
“Masalah utama mereka seringkali modal. Waktu saya buat questioner juga persoalan utama modal. Kalau misalnya ancaman dari preman itu paling 2% ga begitu ada,” jelasnya.
Warung pecel lele tersebar luas di berbagai daerah, bahkan sampai ke Kamboja. Foto: X
|
Mereka yang ingin buka usaha pecel lele atau soto Lamongan bisa memanfaatkan koperasi simpan pinjam ini. Jika sudah mendapat keuntungan, nantinya mereka bisa membayar pinjamannya dengan cara diangsur atau dicicil.
Membuka usaha pecel lele mungkin tampak mudah dan tidak membutuhkan banyak modal. Namun, ada standar tersendiri bagi masyarakat Lamongan yang tergabung dalam paguyuban ini.
Kalau ingin membuka usaha pecel lele, setidaknya para anggota harus sudah siap. Tak hanya soal modal, tetapi juga siap dalam menguasai resepnya, rasa makanannya, hingga cara kerja usaha tersebut.
Oleh karena itu, pendiri Koperasi Pecel Lele ini mengatakan bahwa para anggota setidaknya perlu ‘magang’ atau ikut kerja dengan tetangga atau temannya yang sudah lebih dulu buka usaha pecel lele.
“Nanti setelah tiga atau tujuh bulan, baru bisa buka sendiri gitu,” ujar Soe’nan.
Mereka yang sudah siap, bisa membuka usaha warung pecel Lele Lamongan saja atau dicampur soto Lamongan. Para anggota juga sudah diberi resep khusus tentang cara mengolah pecel lele, sekaligus resep rahasia sambalnya. Begitu juga dengan anggota yang ingin buka warung soto Lamongan, resepnya juga sudah diberikan.
Kini penjual pecel lele maupun soto Lamongan sangat populer dan tersebar luas di berbagai daerah di Indonesia.
Ketua paguyuban forum silaturahmi Putra Asli Lamongan (PUALAM) 1990-an sampai dengan 2023 itu juga mengungkap bahwasanya boleh saja melakukan variasi menu. Namun, saat ini banyak orang dari kota lain juga pakai nama ‘Lamongan’.
Secara hukum memang tidak ada ketentuan mereka yang jual pecel lele Lamongan harus orang Lamongan asli. Namun, dari sisi moral menurutnya kurang etis.
Pecel lele Lamongan biasanya punya racikan sambal khas. Foto: Instagram
|
Soen’an Hadi Purnomo mengungkap, “Secara hukum tidak ada landasannya “harus” org Lamongan– tapi dari sisi moral dan etis, kurang baik…”
Pecel lele Lamongan tidak sekadar menjadi makanan khas daerah yang nikmat dan murah, tetapi jenis ikan lele yang dipakai juga menawarkan manfaat baik. Seperti yang diungkap Soe’nan, bila ikan lele memiliki kelebihan segar dan enak. Durinya juga seperti plastik, sehingga tidak begitu menganggu bila durinya termakan.
Hal yang pasti, Soe’nan meminta mereka yang mau buka usaha pecel lele Lamongan harus sudah tahu dulu dengan rasa asli pecel lele ini.
“Iya hari tahu dulu rasanya. Makan dulu lah,” ujar Soe’nan.
(aqr/adr)