Jakarta –
OpenAI, pembuat ChatGPT, sedang mencari pendanaan baru sebesar USD 40 miliar atau setara dengan Rp 652 triliun putaran pendanaan baru. Laporan ini muncul setelah industri AI dunia dihebohkan dengan kehadiran DeepSeek AI.
Pendanaan baru tersebut nantinya akan memberikan nilai perusahaan rintisan tersebut mencapai USD 340 miliar. Sedangkan, pada putaran pendanaan terakhir OpenAI dalam tiga bulan membuat perusahaan ketika itu bernilai USD 157 miliar.
Sebagaimana dikutip Channel News Asia, Sabtu (1/2/2025), Softbank dikabarkan akan memimpin investasi pendanaan terbaru OpenAI itu hingga USD 25 miliar. Dalam kesepakatan yang akan menjadikannya pendukung finansial terbesar pembuat ChatGPT ini.
SoftBank dan OpenAI adalah bagian dari upaya pengerjaan proyek Stargate yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump untuk menginvestasikan hingga USD 500 miliar dalam infrastruktur kecerdasan buatan di Amerika Serikat (AS).
Disebutkan bahwa dana baru tersebut sebagian akan digunakan untuk membantu OpenAI memenuhi komitmennya sekitar USD 18 miliar kepada Stargate.
Investasi yang diusulkan perusahaan Jepang itu akan menambah komitmennya senilai lebih dari USD 15 miliar kepada Stargate, mengutip sumber yang memiliki pengetahuan langsung mengenai negosiasi tersebut.
“Pada akhirnya, perusahaan Jepang dapat menghabiskan lebih dari USD 40 miliar untuk kemitraannya dengan OpenAI,” kata laporan itu.
Sebagai informasi, proyek Stargate adalah usaha patungan AI AS yang dibentuk oleh OpenAI, Softbank, Oracle, dan perusahaan investasi MGX untuk mencapai impian negeri Paman AS dalam infrastruktur AI pada 2029.
Dengan menggandakan valuasi perusahaan akan menjadi hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Silicon Valley dan menandakan jumlah uang yang besar dibutuhkan untuk membangun model AI terkemuka. Sebagian besarnya nanti akan dipergunakan pada komputasi dan infrastruktur canggih.
Pencarian dana oleh OpenAI ini muncul usai perusahaan rintisan asal China, DeepSeek, bikin heboh dunia pada akhir pekan kemarin dengan menghadirkan model AI yang biayanya jauh lebih murah dibandingkan pesaingnnya di Amerika Serikat, sehingga memberikan pukulan telak bagi pasar.
(agt/rns)