Jakarta –
Nyaris 100 traveler menjadi korban platform Online Travel Agent (OTA) penerbangan tipu-tipu. Kerugian secara kolektif pun sangat fantastis, yakni sekitar 100 juta bath (sekitar Rp 46,2 miliar).
Melansir The Thaiger, Selasa (3/12/2024/2024), sekelompok perwakilan dari para korban OTA melaporkan insiden itu kepada Divisi Pemberantasan Kejahatan (CSD) Thailand. Pengaduan itu dilakukan setelah keluhan mereka diabaikan dalam waktu yang lama.
Mereka mengumpulkan daftar orang-orang yang terkena dampak dan menyerahkannya kepada pejabat dengan harapan kasus dapat segera ditangani.
Salah seorang perwakilan Kittisak mengatakan bahwa ia menemukan platform pemesanan saat mencari tiket pesawat dengan harga terjangkau via Google. Ia tertarik membeli di platform tersebut karena harganya yang lebih murah.
Namun, ia awalnya merasa skeptis sehingga melakukan penelusuran lebih dalam. Platform itu diketahui dijalankan oleh agen perjalanan yang berkantor di daerah Rama IX, Bangkok. Agen itu terdaftar secara hukum dan menyediakan informasi kontak yang jelas.
Selain itu, situs web pun menampilkan banyak ulasan dari customer lainnya. Lantas hal itu membuat Kittisak menjadi yakin.
Kemudian ia memesan empat tiket penerbangan dari Bangkok ke Austria dengan biaya 257.273 baht (sekitar Rp 119 juta). Tiket itu seharusnya dikirim ke rumahnya dalam kurun 15 hari. Namun, sampai sekarang ia tidak pernah menerimanya.
Kecurigaannya membuat ia menghubungi maskapai secara langsung. Namun, pihak maskapai mengatakan bahwa agen perjalanan itu tidak melakukan pembayaran ke maskapai sehingga pesanan menjadi tidak valid.
Kittisak kemudian menerima surat dari platform pemesanan yang menyatakan bahwa agen tersebut mengalami masalah likuiditas dan menjanjikan pengembalian dana dalam waktu 90 hari. Namun, tidak ada pengembalian dana yang pernah dikeluarkan.
Kittisak melaporkan masalah ini ke polisi setempat, tetapi kasus itu tidak mengalami kemajuan. Beberapa korban sebelumnya pun telah mendatangi CSD. Namun, mereka hanya dialihkan ke Biro Investigasi Kejahatan Dunia Maya (CCIB). Biro itu pun juga melempar mereka kembali ke CSD dan membuat para korban putus asa.
Sementara itu, platform dengan logo gajah biru itu terus beroperasi seperti biasa. Hingga saat ini, belum ada klarifikasi atau tindakan dari agensi atau dari petugas CSD dan CCIB terkait kasus tersebut.
(wkn/fem)