![](https://i0.wp.com/awsimages.detik.net.id/api/wm/2025/02/07/thor-kapal-pesiar-bertenaga-nuklir-6_169.png?wid=54&w=650&v=1&t=jpeg&w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jakarta –
Sebuah kapal pesiar super bertenaga nuklir, yang diberi nama Thor, akan merevolusi industri dengan panjangnya yang raksasa, yaitu 152 meter, dan terdapat inti nuklir yang sangat besar di dalamnya.
Kapal induk buatan Ulstein Group yang berpusat di Norwegia ini bertujuan memanfaatkan energi nuklir agar menjadi superyacht pertama dari jenisnya. Para pembuat kapal Norwegia berlomba membangun yacht lebih berkelanjutan, dan mereka yakin bahwa Thor adalah jawabannya.
Kapal ini dirancang agar bisa ditempatkan di daerah terpencil seperti Antartika. Di sana, kapal ini akan berfungsi sebagai stasiun pengisian daya dan tenaga bergerak untuk kapal-kapal yang mengunjungi daerah tersebut, maksimal empat kapal per hari.
“Kami mulai membicarakannya sejak tahun 2006. Dan meskipun kami melihat beberapa sisi positif dan negatif, kami juga menyadari bahwa opsi nuklir akan sangat sulit dijual,” kata kepala perancang Ulstein Group, Øyvind Gjerde Kamsvåg, dikutip dari The Sun.
Øyvind mengemukakan pro dan kontra terkait penggunaan sumber energi yang sangat mudah menguap tersebut. “Bagaimana kita dapat memastikan bahwa hidrogen diproduksi dengan cara yang ramah lingkungan? Di mana kita dapat menemukan amonia hijau?,” ujarnya.
Ada banyak pertimbangan terkait dampaknya terhadap lingkungan, termasuk berapa banyak energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah hidrogen dan amonia yang diperlukan untuk menggerakkan armada laut.
“Jika menyangkut hidrogen, saat ini kita memerlukan tangki yang hampir seukuran kapal agar dapat menempuh jarak tertentu,” kata Øyvind.
“Bahan bakar alternatif yang tersedia saat ini semuanya memiliki keterbatasan, tetapi saya yakin manfaat tenaga nuklir akan jauh melampaui manfaat alternatif lainnya,” jelasnya.
Øyvind yakin Thor tidak hanya akan menjadi pembangkit listrik, tetapi juga akan memiliki kemampuan penelitian, pengisian ulang, dan penyelamatan serta dapat melakukan perjalanan keliling dunia.
Gambar-gambar kapal tersebut memperlihatkan panjangnya yang mengesankan serta desainnya yang ramping. Tidak seperti beberapa desain serupa lainnya, reaktor nuklir pada kapal tersebut tampaknya tidak terlihat dari luar. Ada banyak kendaraan di dalamnya, termasuk helikopter bahkan beberapa kapal penyelamat.
Rencananya, Thor akan dilengkapi dengan reaktor nuklir untuk menghasilkan listrik bersih sebesar 20 MW. Masalah utamanya adalah memperkecil reaktor nuklir agar sesuai dengan Thor, mengingat betapa berbahayanya reaktor tersebut.
Namun, Ulstein juga memiliki jawabannya, dengan kapal lain yang mereka sebut Sif, yaitu kapal pesiar ekspedisi bertenaga listrik yang dapat diisi ulang oleh Thor.
“Dengan melakukan ini (menyediakan kapal pendukung Sif), kami telah memperkenalkan jenis infrastruktur yang berbeda dalam hal ketersediaan energi di daerah-daerah terpencil ini,” papar Øyvind.
Rancangan ini juga membuat Thor lebih mudah beradaptasi dengan situasi yang mengharuskannya menjadi responder pertama. Ada banyak pertanyaan mengenai apakah hal ini layak dilakukan, karena beberapa pihak telah menyuarakan kekhawatiran bahwa desainnya akan terlalu rumit.
Masalah lainnya adalah menemukan kru dengan keahlian teknis yang tepat untuk menangani kapal pesiar bertenaga nuklir. Meskipun demikian, Øyvind yakin bahwa Thor dapat menjadi sebuah terobosan yang mengubah industri pelayaran.
“Bagaimanapun, meskipun bahan bakar alternatif akan menjadi solusi perantara, dalam jangka panjang, saya pikir tenaga nuklir adalah pilihan yang layak untuk masa depan, baik untuk pengisian daya, untuk menghasilkan bahan bakar hijau atau untuk dipasang sebagai sumber energi,” ujarnya.
(rns/afr)