Jakarta –
Seniman Jean Charles Blais mendapat kejutan saat berniat membetulkan kebocoran di studionya yang bertempat di sebuah kapel yang telah direnovasi di Vence, Prancis Selatan. Ketika sebagian plester dinding dilepas, ditemukan prasasti Romawi yang berasal dari abad pertama atau kedua Masehi.
Blais telah menciptakan karya abstrak penuh warna di studionya selama 35 tahun, namun baru kali ini ia terkejut oleh sesuatu yang tidak berhubungan dengan karyanya.
Prasasti yang ditemukan di tembok studionya itu ditulis dalam bahasa Latin, bertuliskan ‘CONIVGI ET VALERIAE APRONIAE’. Roger Tomlin, sejarawan di University of Oxford, berpendapat bahwa ukiran itu mungkin merupakan bagian dari batu nisan penguburan kuno.
Tomlin mengatakan bahwa dalam prasasti penguburan khas Romawi, nama orang yang meninggal didahulukan, diikuti dengan nama orang yang mendedikasikan prasasti tersebut. ‘Conivgi’ adalah kata Latin yang dapat berarti istri atau suami. Namun para ahli tidak yakin tentang identitas ‘Valeriae Aproniae’.
Dikutip dari Smithsonian Magazine, nama ‘Valeria’ sangat umum di wilayah Romawi barat, dan khususnya tersebar luas di Maritime Alps, dekat Vence modern, seperti yang dikatakan oleh ahli epigraf Stéphane Morabito.
Dia menambahkan bahwa sekitar sepuluh prasasti atau fragmen telah ditemukan di wilayah tersebut, dan banyak di antaranya terkait dengan keluarga ‘Valerii’.
Prasasti ini bertanggal antara 100 dan 300 M, pada masa pendudukan Kekaisaran Romawi di Prancis. Berdasarkan sejarah, bangsa Romawi mencaplok wilayah yang sekarang menjadi bagian selatan Prancis, tempat Vence modern kini berada, tepat di sebelah barat perbatasan Italia, pada tahun 125 SM.
Seniman Jean Charles Blais mendapat kejutan saat berniat membetulkan kebocoran di studionya. Foto: via Smithsonian Magazine
|
Bangsa Romawi kuno terkenal dengan tulisan di batu nisan yang detail. Banyak rekaman pemakaman yang ditemukan jauh lebih panjang dan detail dibandingkan yang ditemukan di studio Blais. Bahasa teks penguburan Romawi juga menunjukkan sisi kemanusiaan dan belas kasih, karena kerap berisi kata-kata penuh kasih sayang dan ekspresi kehilangan dan duka pribadi.
Para ahli berencana untuk mengeluarkan batu tersebut dari tembok di studio milik Blais. Namun, mereka akan mencari penemuan arkeologi serupa di daerah tersebut.
(rns/rns)