Jakarta –
Potret ‘RM Padang Stiker Lisensi IKM’ menyeruak di media sosial. Netizen menganggap hal itu sebagai rasisme kepada penjual nasi Padang non-Minang.
Polemik penjual nasi Padang ‘murah’ masih berlanjut hingga sekarang. Berawal dari aksi razia RM Padang ‘murah’ di Cirebon hingga viralnya Rumah Makan Padang dengan stiker lisensi IKM (Ikatan Keluarga Minangkabau).
Akhirnya, netizen di X (Twitter) ramai-ramai menyerukan aksi boikot terhadap Rumah Makan Padang yang menggunakan stiker lisensi IKM tersebut. Mereka menganggap para penjual yang menggunakan stiker tersebut melakukan tindakan rasisme.
Mengutip cuitan dari akun @NusBhisma di X (Twitter), ia menuliskan keterangan, “Serius. Saya tidak akan pernah makan masakan Padang di rumah makan Padang yang memasang tanda ini. Ini tanda dari kelompok-kelompok yang mendukung rasisme.”
Cuitan yang dilontarkan pada 31 Oktober 2024 lalu itu mendapat dukungan dari ribuan netizen. Mereka sepakat bahwa aksi penyematan stiker pada etalase RM Padang itu justru mendukung tindakan rasisme.
Seruan boikot RM Padang ‘Lisensi IKM’ Foto: X (Twitter)
|
“Padang Pride ga jelas. Lihat Madura satenya dijual orang Jawa ga ada masalah wkwk sok eksklusif. Rejeki mah masing-masing sudah ada yang atur,” komentar netizen dengan akun @ganangwahyuw.
“Boikot gak sih,” sahut netizen dengan akun @striker_tunggal.
Netizen menganggap penyematan stiker tersebut tak perlu dilakukan. Pasalnya, makanan dari berbagai daerah lain tak ada yang membeda-bedakan penjual. Contohnya sate ayam Madura bisa dijual oleh orang Jawa, nasi campur Bali dijual oleh orang Jakarta, nasi uduk dijual oleh orang Jawa, dan lainnya.
Tanggapan Ikatan Keluarga Minangkabau ada di halaman selanjutnya…
Simak Video “Video: Andre Rosiade Bicara soal Polemik Razia RM Padang di Cirebon“
[Gambas:Video 20detik]