
Jakarta –
World Research Institute atau WRI Indonesia mengingatkan, untuk mencapai net zero emission atau nol emisi butuh transisi bertahap. Sehingga, dalam praktiknya, negara tak bisa hanya mengandalkan mobil listrik sebagai ‘senjata tunggal’.
I Made Vikannanda selaku Urban Mobility Manager WRI Indonesia mengatakan, perjalanan menuju net zero emission membutuhkan waktu lama seandainya hanya mengandalkan mobil listrik. Sebab, populasinya saat ini juga masih sangat terbatas.
“Kalau lihat salah satu teknologi yang paling sering dibicarakan kendaraan listrik. Kendaraan listrik memang salah satu aksi mitigasi yang bisa dilakukan untuk mengurangi emisi karbon,” ujar Vikan dalam program Toyota Carbon Neutrality (CN) Mobility Event di Kemayoran, Jakarta Pusat.
“Tapi kendaraan listrik saja tidak cukup. Masih banyak alternatif teknologi yang didorong teman-teman industri, seperti hidrogen,” tambahnya.
Bahasan soal net zero emission dalam program Toyota Carbon Neutrality (CN). Foto: Doc. EV Life.
|
Menurut Vikan, dunia masih punya cukup waktu untuk menuju net zero emission pada 2060. Itulah mengapa, dalam proses transisi tersebut, energi terbarukan lainnya juga harus diperhatikan, seperti hidrogen atau hybrid.
“Begitu juga dengan teknologi-teknologi lain seperti alternative fuel, kalau kita mengkategorikannya, ini teknologi transisi, karena menuju 100 persen EV pasti effort-nya besar,” tuturnya.
“Jadi memang banyak intervensi dan aksi-aksi mitigasi dari EV yang harus diperhatikan, begitu juga shifting ke angkutan umum yang menjadi PR teman-teman kementerian,” lanjutnya.
Sejauh ini, dia melihat, sudah banyak produsen otomotif termasuk Toyota yang bergerak ke arah sana. Selain itu, produk-produk ramah lingkungan juga terus berdatangan di Indonesia. Dia berharap, ke depannya, pemerintah dan industri bisa kerja sama memanfaatkan energi terbarukan lain selain hanya EV.
“Jadi memang menurut saya kalau sektor otomotif ini punya target dan visi yang jelas untuk menuju net zero emission, pastinya sektor otomotifnya akan sampai. Kuncinya di teman-teman industri,” kata dia.
(sfn/rgr)