
Jakarta –
Agama Islam dan Kristen mengenal Nabi Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan Tuhan. Namun ilmu pengetahuan juga mengungkap teori tentang keberadaan manusia purba dan hewan raksasa yang hidup di zaman purba. Mana yang lebih dulu?
“Jadi kalau sesuai urutannya ya, setelah Bumi ada, waktu itu belum ada kehidupan, kemudian berkembang menjadi ada kehidupan. Maka yang ada duluan itu dinosaurus mungkin sekitar 160 juta tahun yang lalu, habis itu mereka punah,” kata Dr Ali Akbar SS MHum, Pakar Arkeologi Universitas Indonesia (UI) saat live Eureka! Manusia Pertama di Bumi, Senin (25/3).
Setelah itu, lanjutnya, ada makhluk-makhluk lain yakni manusia purba antara 3-7 juta tahun lalu. “Berdasarkan hasil riset saya, jadi dinosaurus itu (hidup) ratusan juta (tahun lalu), kalau manusia purba jutaan (tahun lalu), kalau Nabi Adam puluhan ribu tahun yang lalu. Itu kurang lebih urutannya, dan tidak saling ketemu, dinosaurus gak ketemu sama manusia purba,” jelasnya.
Hewan lebih dulu ada
Kitab suci Al-Qur’an menggambarkan bahwa binatang lebih dulu ada sebelum Nabi Adam. Hewan diciptakan sebagai pelengkap kehidupan manusia di Bumi.
“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung di permukaan bumi supaya bumi itu tidak menggoyahkan kamu dan memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang dan kami turunkan air hujan dari langit lalu kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik”. (Surah Luqman Ayat 10).
Sedangkan kaitannya dengan dinosaurus, mengacu pada salah satu hadits yang menjelaskan tinggi Nabi Adam, Rasulullah SAW bersabda:
“Allah menciptakan Adam dengan tinggi 60 hasta”. (Hadits Riwayat Bukhari)
Jika dihitung satu hasta = 45,72 cm, dengan begitu tinggi Nabi Adam adalah 27,4 m, kira-kira sama tingginya dengan dinosaurus. Manusia kemudian berevolusi dari abad ke abad hingga kemudian mengecil.
Nabi Adam sempurna
Adapun teori yang menyebut bahwa manusia sekarang ini merupakan evolusi dari kera yang berevolusi, hanya dugaan belaka sebab tidak ada dasar yang kuat untuk meyakini kebenarannya.
Menggunakan pendekatan arkeologi Al-Qur’an atau Quranic Archeology, peneliti yang akrab disapa Abe ini berpendapat bahwa secara budaya dan arkeologi, Nabi Adam bukan termasuk manusia purba. Ia justru bisa disebut Homo sapiens sapiens pertama.
Untuk diketahui, Quranic Archeology adalah metode yang melibatkan informasi dari ayat-ayat kitab suci dikomparasi dengan temuan-temuan arkeologi.
“Homo sapiens itu spesies. Subspesies-nya Homo sapiens. Nabi Adam secara fisik mirip Homo sapiens sapiens,” kata Abe.
Homo sapiens adalah nama latin untuk manusia modern. Abe mengatakan Nabi Adam bukan termasuk manusia purba. Dalam penjelasan Al-Qur’an, Nabi Adam secara anatomi, fisiologi dan morfologi sudah berfungsi sempurna.
“Homo erectus belum bisa ngomong. Homo neanderthalensis bisa ngomong tapi tidak dapat menyuarakan beberapa vokal. Dengan demikian Adam bukan kategori Homo erectus dan Homo neanderthalensis,” kata Ali Akbar.
Al-Qur’an menjelaskan bahwa Nabi Adam diciptakan untuk menjadi khalifah di muka Bumi sebagai manusia pertama. Ia diciptakan sempurna karena diberi tubuh dan jiwa yang mendapat tugas membangun dan memakmurkan Bumi.
Nabi Adam pun dibekali ilmu pengetahuan. Dengan demikian Nabi Adam dan keturunannya adalah manusia yang memiliki ilmu pengetahuan. Hal ini berbeda dengan manusia purba yang dijelaskan menurut sains merupakan makhluk yang tidak memiliki ilmu pengetahuan.
Jika memakai definisi Al-Qur’an, manusia pertama sesuai dengan Homo sapiens dengan segala ciri-cirinya. Untuk periode sebelumnya, menurut Abe, masuk ke kategori makhluk yang belum masuk kategori manusia.
“Kalau Al-Qur’an jelas sekali Nabi Adam itu diciptakan. Sebelum Nabi Adam ya sudah ada makhluk seperti Australopithecus hingga Pithecantropus erectus,” kata dia.
Simak Video “Manusia Pertama di Bumi“
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)