Jakarta –
Nintendo memang belum mengkonfirmasi tanggal peluncuran Switch 2. Namun mereka mengaku sudah siap menghadapi “serangan” penimbun yang bisa membuat konsol terbarunya itu langka di pasaran.
Hal itu diungkap Presiden Nintendo Shuntaro Furukawa, yang menyebut mereka sudah belajar banyak dari perilisan Switch generasi pertama. Ia pun sesumbar dengan menyebut penimbun tak akan menjadi masalah saat Switch 2 dirilis, karena mereka akan menyediakan stok yang mencukupi.
“Kami akan mengambil semua langkah penganggulangan berdasarkan pengalaman yang sudah kami kumpulkan hingga saat ini (untuk menghadapi penimbun. Kami akan menyiapkan stok yang mencukupi untuk memenuhi permintaan,” kata Furukawa, seperti dikutip detikINET dari Nikkei, Rabu (5/2/2025).
Seperti diketahui, Nintendo Switch mengalami kekurangan pasokan yang signifikan saat dirilis. Bahkan, janji Nintendo untuk menggandakan jumlah produksi, yang dilakukan setelah peluncurannya, pun tak mencukupi untuk memenuhi permintaan pasar.
Ditambah lagi, Switch saat itu ikut terimbas dari kelangkaan chip yang terjadi saat pandemi. Kelangkaan Switch itu terjadi sampai akhir 2021, atau sekitar empat tahun setelah dirilis.
Namun semoga saja kelangkaan itu tak terjadi lagi saat Switch 2 nanti dirilis, mengingat kondisinya pun memang berbeda dengan saat Switch generasi pertama.
Dan, Nintendo pun sudah punya senjata utama untuk melawan para penimbun, yaitu dengan menimbun stok Switch 2 terlebih dahulu sebelum konsolnya dirilis. Sehingga mereka siap untuk mengirim pesanan Switch 2 sejak konsol tersebut dirilis.
Nintendo Switch 2 sebenarnya dijadwalkan akan meluncur pada Q4 2024, namun pada Februari 2024 Nintendo mengubah rencananya itu dan memundurkan peluncurannya ke tahun 2025 agar mereka bisa mulai memproduksi konsol tersebut dengan stok mencukupi sebelum dirilis.
“Sebagai tindakan pencegahan untuk penjualan kembali (penimbunan), kami menganggap hal terpenting adalah dengan memproduksi dalam jumlah yang mencukupi untuk memenuhi permintaan pembeli. Pemikiran ini tidak berubah sejak tahun lalu,” jelas Furukawa.
(asj/asj)