Jakarta –
Punya cara yang unik, seorang pria jalani pekerjaan pengantar makanan bukan untuk dirinya. Selama 11 bulan ia banting tulang untuk mengumpulkan dana beramal.
Menjalani profesi sebagai pengantar bagi sebagian orang dianggap sebagai jalan terakhir setelah tak punya pilihan pekerjaan. Misalnya mereka yang baru diberhentikan dari pekerjaan sebelumnya atau yang ingin bekerja dengan lebih santai.
Tetapi tak menutup kemungkinan jika sebagian pengantar makanan lain juga punya tujuan tertentu. Ada seorang pria yang mengaku menjalani profesi pengantar makanan bukan untuk dirinya.
Ia yang merantau ke negeri orang justru bertujuan membantu lebih banyak orang dengan caranya sendiri. Adalah Yann AitBachir yang dilaporkan oleh CNA Today (4/1) kerap mondar-mandir untuk mengantar makanan sepanjang hari.
Pria berkebangsaan Perancis ini memilih untuk menjadi pengantar makanan di Singapura. Foto: CNA Today
|
Yann yang tinggal di kawasan Paya Lebar, Singapura sebenarnya bukanlah warga setempat. Pria ini datang dan masih terikat sebagai warga negara Perancis.
Selama hampir satu tahun Yann menghabiskan waktunya di Singapura untuk bekerja sebagai pengantar makanan. Bahkan saat menunggu pesanan dari pelanggannya ia juga tak sungkan duduk dan berbincang dengan pengantar makanan lainnya.
Uniknya, alasan Yann menjadi pengantar makanan bukanlah mencukupi kebutuhan hidupnya. Melainkan ia memiliki tujuan beramal dan menyumbangkan seluruh pendapatannya sebagai pengantar makanan.
Menilik latar belakangnya sendiri, Yann memiliki pekerjaan tetap penuh waktu. Ia merupakan seorang spesialis kecerdasan buatan (AI) pada kantor Google di Singapura.
Baca juga: Resto Milik Aktor Terkenal Ini Gulung Tikar Usai Rugi Rp 20 Miliar
Ia berhasil menyumbangkan hingga Rp 82,7 juta untuk konservasi lingkungan dan pengentasan kemiskinan. Foto: CNA Today
|
Diakui oleh Yann hatinya terketuk sejak bulan Februari 2023 untuk lebih aktif di luar profesi utamanya. Selama 11 bulan, hingga Desember 2023, sudah terkumpul uang sebanyak Rp 82,7 juta yang didapatkan dari mengantarkan makanan.
Yann tidak secara spesifik menyebut angka akhir yang disumbangkan. Namun untuk tahun ini ia memiliki target 10.000 Dollar Singapura atau setara dengan Rp 118 juta untuk disumbangkan.
“Walaupun aku hidup dengan keberuntungan tetapi menjadi pengantar makanan membuatku tetap rendah hati. Saat aku mengantarkan makanan, aku menjadi pekerja di bagian depan dan berhubungan dengan hampir sebagian orang Singapura,” kata Yann.
Yann mengaku awalnya ia sempat menerima ejekan dari rekannya. Tetapi setelah mendengar motivasi yang menjadi latar belakang Yann, teman-temannya langsung mendukungnya tanpa henti.
Ketika memasuki akhir pekan sekalipun Yann masih menghabiskan waktunya hingga 10 jam sehari untuk mengantar makanan. Adapun uang yang telah dikumpulkan akan disalurkan untuk kepentingan konservasi lingkungan dan pengentasan kemiskinan.
(dfl/odi)