Jakarta –
Vietnam kembali dihukum karena kesalahan yang ditinjau ulang Video Assistant Referee (VAR). The Golden Star Warriors kerap apes saat teknologi itu digunakan.
Timnas Vietnam tersingkir di babak perempatfinal Piala Asia U-23. Pasukan Hoang Anh Tuan disingkirkan Irak 1-0 lewat gol penalti Ali Jassim di Al Janoub Stadium, Sabtu (27/4/2024).
VAR membuat keputusan-keputusan kunci di laga Irak vs Vietnam. Selain memberikan penalti kepada Irak atas pelanggaran Van Chuan Quan kepada Nihad Owaid, VAR turut meninjau injakan kaki Nguyen Mang Hung ke tulang kering lawan yang berbuah kartu merah.
VAR turut bertanggung jawab atas dianulirnya penalti kedua Irak di injury time. Keputusan itu menghindarkan Vietnam dari kekalahan 2-0 yang semuanya dicetak dari titik putih.
Vietnam memang bak ayam sayur di hadapan VAR. The Golden Star Warriors beberapa kali mendapat hukuman di kompetisi yang menggunakan teknologi tersebut, baik di level umur hingga senior.
Masih segar di ingatan ketika Vietnam tumbang 0-1 dari Indonesia di fase grup Piala Asia 2023 awal tahun ini. Wasit dan VAR memberi penalti buat Garuda setelah Rafael Struick ditarik Nguyen Thanh Bing, serta mengusir Le Thanh Long akibat pelanggarannya terhadap Marselino Ferdinan.
Media Vietnam Bongda24h menyoroti ‘kerugian’ tim nasional mereka pada laga-laga yang diawasi VAR. Menurutnya hal itu tak bisa dilepaskan dari ketidakdewasaan para pemain yang terbiasa melakukan hal kasar di Liga Vietnam tanpa diberi pelanggaran.
“Bagi banyak orang, kegagalan Vietnam U-23 ini berasal dari kesalahan pribadi Quan Van Chuan. Namun jika kita berbicara tentang akar permasalahannya, kemungkinan besar hal tersebut berasal dari kurangnya pengalaman para pemain Vietnam,” tulis Bongda24h usai laga Irak vs Vietnam.
“Di masa lalu, sering kali pemain kita dirugikan oleh VAR saat berpartisipasi di arena kontinental. Itu menunjukkan ‘ketidakdewasaan’ para ‘Golden Star Warriors’, sangat kontras dengan kebijaksanaan dan pengalaman tim-tim dari kawasan Asia Barat.”
“Dan kesalahan-kesalahan tersebut juga menjadi bukti bahwa kemungkinan besar hal ini berasal dari kebiasaan buruk di V-League, dimana permainan yang berlebihan dan sengaja membalas lawan adalah hal lumrah yang terjadi ‘setiap hari’,” jelasnya.
Simak juga ‘Bonus Rp 23 M Dari Pengusaha KIKT Menanti Timnas Indonesia U-23’:
[Gambas:Video 20detik]
(bay/pur)