Jakarta –
Rudal ICBM atau Inter Continental Balistic Missile adalah rudal nuklir antar benua yang tersebar di Amerika Serikat. Situs senjata itu sudah ada sejak era Perang Dingin, sebagai antisipasi jika perang nuklir meletus antara AS dengan Uni Soviet.
Dikutip detikINET dari Wired, Jumat (25/7/2024) terdapat 450 silo rudal di AS, tersebar di Dakota Utara, Montana, Colorado, Wyoming, dan Nebraska. Meski ada kekhawatiran nyata mengenai pembengkakan biaya, nyawa manusia, dan tidak bergunanya ICBM secara umum, Pentagon terus maju dengan rencana untuk memodernisasi silo dan misil tersebut.
Saat ini Departemen Pertahanan AS memperkirakan biaya modernisasi ICBM akan menghabiskan ongkos sebesar USD 141 miliar. Penelitian independen memperkirakan jumlahnya mendekati USD 315 miliar.
Semua dana tersebut akan digunakan untuk membangun apa yang disebut mesin kiamat, senjata yang jika digunakan, akan berarti akhir dari peradaban manusia. Senjata seperti itu menurut sebagian besar ahli, sebenarnya tidak ada gunanya.
ICBM adalah peninggalan Perang Dingin. Pemikiran konvensional adalah diperlukan tiga opsi mengerahkan senjata nuklir yaitu pembom udara strategis, kapal selam siluman, dan rudal berbasis darat. Jika salah satunya gagal, masih ada dua lainnya.
Pertama kali digunakan tahun 1960an, ICBM Amerika sudah tua. Menurut Angkatan Udara AS, rudal Minuteman III perlu dinonaktifkan dan diganti rudal baru berjuluk Sentinel. Northrop Grumman punya rencana untuk melakukannya. Angkatan Udara ingin membeli 634 rudal Sentinel dan memodernisasi 400 silo serta 600 fasilitas tambahan lainnya.
Masalahnya, harganya meroket di luar kendali, naik 81% dari proyeksi tahun 2020. Adam Smith, politisi Demokrat di Washington menentang program tersebut.
Senator Deb Fischer, anggota Partai Republik dari Nebraska, menyatakan sebaliknya dengan mengatakan orang yang menyerukan penghentian program nuklir hidup di dunia mimpi. Pasalnya, ancaman terus ada dan ICBM akan membuat pertahanan AS kuat.
“ICBM berbasis darat, berdasarkan lokasinya di jantung negara kita, kemungkinan besar juga takkan jadi sasaran musuh,” kata Fischer dalam artikel opini di Newsweek.
Namun, rudal nuklir dahsyat ini ada agar AS dapat melancarkan serangan nuklir besar-besaran terhadap Rusia atau China dengan tujuan penghancuran total populasi negara lawan. Inilah sebabnya banyak ahli menganggapnya tidak berguna karena jika dilakukan, semua pihak akan hancur.
“Jika kita menggunakan ICBM, maka ini akan menjadi akhir dari peradaban manusia, bahkan tanpa ada musuh yang menyerang Amerika Serikat dengan satu hulu ledak pun,” kata Joseph Cirincione, mantan presiden Carnegie Endowment for International Peace. Lagipula, kapal selam dengan senjata nuklir dianggap sudah cukup.
“Saya pikir tidak ada gunanya menyimpan ICBM. Rudal berbasis kapal selam kami cukup akurat. Mereka pada dasarnya tidak mungkin ditemukan, sehingga tidak punya kerentanan seperti yang silo di satu tempat,” cetus Tara Drozdenko, direktur keamanan Union of Concerned Scientist.
(fyk/fay)