
Jakarta –
Epy Kusnandar diamankan Satres Narkoba Polres Jakarta Barat. Kabar ditangkapnya aktor berusia 60 tahun dibenarkan oleh Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol M Syahduddi.
“Iya benar, yang bersangkutan diamankan terkait penyalahgunaan narkoba,” kata Kombes Pol M Syahduddi, dikutip dari detikHot, Jumat (10/5/2024).
Polisi menemukan barang bukti ganja dan hasil tes urine menunjukkan pria yang dikenal ‘Kang Mus’ di Preman Pensiun itu positif ganja.
“Penangkapan dilakukan di sekitar Apartemen Kalibata City di warung milik saudara EK (Epy Kusnandar). Ditangkap hampir berbarengan. Duluan YG (Yogi Gamblez), di lingkungan yang sama,” kata AKBP Indrawienny Panjiyoga.
Efek Ganja
Dikutip dari Healthline, banyak orang mendapatkan efek fisik dan psikologis setelah memakai narkoba ganja yakni mengganggu sistem kekebalan tubuh, mata, sirkulasi, pernapasan, hingga memori.
Seiring waktu, merokok ganja dapat menyebabkan batuk kronis dan masalah kesehatan lainnya.
Sistem Pernapasan
Sama seperti asap tembakau, asap ganja terbuat dari berbagai bahan kimia beracun, termasuk amonia dan hidrogen sianida, ini dapat mengiritasi saluran bronkial dan paru-paru.
Jika seorang perokok biasa, kemungkinan besar akan mengalami mengi, batuk, dan mengeluarkan dahak. Seseorang juga berisiko lebih tinggi terkena bronkitis dan infeksi paru-paru. Ganja dapat memperburuk penyakit pernapasan yang sudah ada, seperti asma dan fibrosis kistik.
Risiko Kanker
Asap ganja mengandung karsinogen, yang secara teoritis dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Namun menurut Institut Penyalahgunaan Narkoba Nasional (NIDA), tidak ada bukti konklusif bahwa asap ganja menyebabkan kanker paru-paru. Diperlukan lebih banyak penelitian.
Sistem Sirkulasi
Ganja berpindah dari paru-paru ke aliran darah dan ke seluruh tubuh. Dalam beberapa menit, detak jantung seseorang bisa meningkat 20 hingga 50 detak per menit. Denyut jantung yang cepat itu bisa berlanjut hingga 3 jam.
Ini menempatkan kebutuhan oksigen ekstra pada jantung. Jika seseorang mengidap penyakit jantung, hal ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Salah satu tanda penggunaan ganja baru-baru ini adalah mata merah. Mata tampak merah karena ganja menyebabkan pembuluh darah melebar dan terisi lebih banyak darah.
Sistem Saraf Pusat
Efek ganja meluas ke seluruh sistem saraf pusat. Ganja dianggap dapat meredakan nyeri dan peradangan serta membantu mengendalikan kejang dan kejang. Namun, ada potensi dampak negatif jangka panjang yang perlu dipertimbangkan.
Ganja memicu otak untuk melepaskan dopamin dalam jumlah besar, zat kimia yang membuat seseorang merasa nyaman. Itulah yang memberi mereka perasaan senang yang menyenangkan. Ini dapat meningkatkan persepsi sensorik dan persepsi tentang waktu.
Siklus dopamin ini juga dapat menjelaskan mengapa sebanyak 30 persen pengguna ganja mengalami gangguan. Gangguan penggunaan ganja yang parah, atau kecanduan, mungkin jarang terjadi, tetapi bisa saja terjadi.
Gejala buruk akibat ganja mungkin termasuk:
- sifat lekas marah
- insomnia
- kehilangan selera makan
Ganja dosis sangat besar dapat menyebabkan halusinasi atau delusi. Menurut NIDA, mungkin ada hubungan antara penggunaan ganja dan beberapa kondisi kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Pada orang yang berusia kurang dari 25 tahun, dengan otak belum sepenuhnya berkembang, penggunaan ganja dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek merugikan yang bertahan lama pada proses berpikir dan ingatan.
Penggunaan ganja selama kehamilan juga dapat mempengaruhi perkembangan bayi. Anak tersebut mungkin mengalami masalah dengan ingatan, konsentrasi, dan keterampilan memecahkan masalah.
Simak Video ”Kang Mus’ Ditangkap Polisi, Positif Konsumsi Ganja’:
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)