Jakarta –
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengajak semua pihak memanfaatkan kecerdasan buatan atau AI untuk kebaikan. Hal tersebut disampaikan saat memberikan keynote Indonesia AI Day di Jakarta. Kamis (14/11/2024).
“Mari kita gunakan AI untuk memecahkan masalah sosial, meningkatkan kualitas hidup serta mendorong inovasi,” kata Meutya.
“Kami juga mengajak untuk bersama-sama mengembangkan talenta digital karena kita perlu mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan memadai untuk menghadapi era AI. Dan kami mengajak kita semua membangun ekosistem AI yang sehat ” sambungnya.
Menkominfo lebih lanjut mengatakan Indonesia AI merupakan ajang strategis untuk mempertemukan pemangku kepentingan di bidang digital, terutama kecerdasan buatan, baik pemerintah, makro industri, akademisi dan juga komunitas. Pemanfaatan AI dapat membantu mewujudkan Indonesia Emas di 2045.
Selain itu, juga untuk mencapai status high income ekonomi di tahun 2038. Pada tahun tersebut, PDB perkapita Nasional diperkirakan mencapai 15.700 dolar Amerika Serikat atau tiga kali lipat lebih besar dari PDB perkapita tahun 2023 dengan asumsi kesenjangan harus diatasi melalui pemanfaatan teknologi digital untuk mendorong produktivitas. Artinya lima tahun ke depan merupakan periode yang amat kritis dalam menentukan arah dan laju kemajuan bangsa Indonesia.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, ungkap Meutya, Kementerian Komunikasi dan Digital telah meluncurkan visi Indonesia digital 2045. Ini adalah dokumen strategis yang dapat menjadi panduan baik untuk pemerintah, industri, maupun juga masyarakat memanfaatkan kemajuan teknologi digital dengan tujuan untuk menciptakan ekosistem digital Indonesia yang inklusif, yang memberdayakan, terpercaya, dan tentu yang berdaulat.
“Dokumen ini juga meletakkan kecerdasan buatan atau AI menjadi salah satu teknologi utama yang perlu dibuat tata kelola, pengembangan, maupun pemanfaatannya. Dengan teknologi tersebut diharapkan target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto sebesar 8% akan dapat tercapai” ujar Menkomdigi.
Beberapa instituai pemerintah di Indonesia telah menerapkan teknologi AI bagi pelayanan publik di sektor masing-masing meski belum banyak. Komdigi mengembangkan AI untuk mendeteksi berita palsunatau hoax yang beredar di ruang digital.
Ditjen Pajak mengembangkan chatbot berbasis AI untuk membantu wajib pajak mendapatkan informasi dan pelayanan. Kemenkes juga memanfaatkan AI dalam teknologi kesehatan di bidang radiologi dan patologi di sejumlah RS.
Menkomdigi menegaskan Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan tata kelola AI yang komprehensif melalui kebijakan yang mendukung ekosistem AI yang memperhatikan tiga aspek yakni policy, people dan platform
“Policy berfokus untuk menjembatani gap kebijakan yang dapat memberikan kepastian hukum namun tidak membatasi potensi inovasi,” jelasnya
“Sementara people fokus pada pengembangan sumber daya manusia. Lalu Platform akan fokus pada penciptaan beragam adopsi teknologi yang dapat mendorong kolaborasi antara pemangku kepentingan demi menghadirkan ekosistem AI yang inklusif,” pungkasnya.
(afr/fyk)