
Jakarta –
Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berkomitmen untuk lebih memerhatikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) khususnya pengidap autisme. Budi mengajak seluruh pihak untuk bisa berkolaborasi dengan pemerintah untuk menemukan solusi, bahkan Kemenkes telah menyiapkan dana Rp 1 triliun untuk riset.
Budi juga meminta maaf jika selama ini Kemenkes masih belum terlalu memerhatikan para pengidap autisme. Kemenkes, lanjut Budi, masih berfokus menangani kasus-kasus kesehatan lain seperti kanker, stroke, dan jantung. Hal ini ia utarakan saat memberikan sambutan di acara Special Kids Expo (SPEKIX) 2024, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat.
“Autisme adalah salah satu tipe dari mental disorder, namanya ‘Neurodevelopmental Disorder’, jadi disebabkan oleh kelainan saraf. Terus terang, (autisme) nggak keurus, jadi aku minta maaf sekali. Sekarang mulai dengar, aku akan mulai ngurus, tapi waktunya tinggal 5 bulan lagi dari sekarang, aku akan mulai,” ujar Budi, Sabtu (11/5/2024).
“Kami melakukan research, saya taruh Rp 1 triliun untuk mengembangkan research yang namanya genetic research. Dananya sudah ada,” sambungnya.
Budi melanjutkan, perihal pengobatan autisme di indonesia, pemerintah masih minim dalam ilmunya. Autisme sendiri, lanjut Budi, merupakan salah satu penyakit kesehatan mental, sehingga diperlukan peran aktif dari masyarakat untuk ikut membantu pemerintah dalam hal skrining.
“Tata laksananya, perawatannya (autisme) tertinggal jauh dan saya juga kaget kok banyak sekali yang terkena autisme ini. Saya minta tadi temen-temen yang terlibat, organisasi masyarakat kita kumpulkan untuk memberikan masukan sebaiknya kita (pemerintah) bisa lakukan apa,” kata Budi.
“Penyakit ini harus diskrining secara jeli. Semua penyakit itu bisa diberesin kalau dideteksi secara dini, lebih murah, lebih nyaman,” pungkasnya.
Sementara itu, Steering Committee SPEKIX 2024 dr Sri Hartati Sutowo SpMK berharap acara ini mampu menjadi wadah positif untuk anak-anak pengidap autisme mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
“SPEKIX ini dilaksanakan untuk membuat wadah dari anak-anak berkebutuhan khusus. Mulai dari anaknya sendiri, keluarga, teman, dan sebagainya. Pertama kita harus merasakan dari anak-anak dan keluarga itu sendiri. Mempunyai anak dan keluarga yang mendapatkan itu (autisme) itu tidak mudah. Makannya tema pertama kali kita dulu ‘You are not alone’,” ujarnya.
Acara ini, lanjut dr Sri, juga bisa menjadi ajang bertukar informasi antar orang tua atau keluarga yang memiliki anak pengidap autisme. Pasalnya, menurut dr Sri masih banyak orang tua yang kebingungan dalam mengurus anak dengan autisme, karena permasalahan paling utama dari sang anak adalah sulitnya berkomunikasi.
Simak Video “Paparan Menkes Budi Terkait 5 Pilar Penanganan Penyakit Infeksi“
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)