![](https://i2.wp.com/awsimages.detik.net.id/api/wm/2023/03/01/weiao-boma-ev-mobil-listrik-mungil-bergaya-toyota-alphard_169.jpeg?wid=54&w=650&v=1&t=jpeg&w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jakarta –
Honri Boma EV akan dijual di Indonesia lewat Utomocorp. Mobil dengan tampang ala-ala Alphard ini dijual di bawah Rp 100 juta lho di China.
Honri, atau Hongri Automobile Group, memasarkan Boma EV dengan merek Weiao (Viauto) di Cina, di mana mobil ini dijual dengan harga antara 39.900 hingga 51.900 yuan (Rp 89 jutaan – Rp 115 jutaan).
Mobil listrik ini punya konfigurasi tempat duduk hingga empat penumpang. Jangan bayangkan sebesar Alphard ya, Boma EV memiliki panjang 3.517 mm, lebar 1.495 mm, tinggi 1.660 mm, dan jarak sumbu roda 2.495 mm – jarak bebas ke tanah 130 mm.
Boma EV dilengkapi dengan motor listrik yang dipasang di depan dengan daya 41 PS (40 hp atau 30 kW) dan torsi 84 Nm, yang cukup untuk mencapai kecepatan tertinggi 100 km/jam. Dalam hal jangkauan, ada dua paket baterai nikel mangan kobalt (NMC) yang dapat dipilih, dengan yang pertama memiliki kapasitas energi 11,9 kWh untuk jarak tempuh 130 km dengan rating CLTC.
Sejatinya mobil ini sudah dipasarkan di Thailand untuk versi Boma EV dengan jarak tempuh 200 km, serta dilengkapi dengan garansi kendaraan selama tiga tahun, 100.000 km, dan garansi baterai selama delapan tahun, 120.000 km.
Masih di negeri gajah putih, jika tidak menyukai gril yang terinspirasi dari Alphard, Boma EV juga bisa didapatkan dengan wajah yang sebagian besar tertutup.
CEO Utomocorp, Denny Utomo bilang mobil ini statusnya masih CBU dari China. Belum mendapat insentif dari pemerintah Indonesia.
Dia akan menjual varian dengan jarak tempuh 200 kilometer untuk pasar Indonesia.
“Enggak mungkin (di bawah Rp 100 juta). Kita coba di bawah 200 deh. Kita coba di bawah 200 juta,” kata Denny.
Soal harga di Thailand, tentu Boma EV lebih ramah di kantong ketimbang Toyota Alphard. Mobil yang dijual oleh Hai Thua New Energy itu dibanderol sekitar 500.000 baht atau kalau dirupiahkan setara dengan Rp 240 jutaan. (1 baht = Rp 480)
Brand yang dibawa tersebut berasal dari Shandong di bawah ZX Auto (Hebei Zhongxing Automobile Co. Ltd). Tidak menutup kemungkinan, Boma EV menggunakan sistem Completely Knocked Down (CKD).
“Di pabrik Utamacorp juga. Jadi sana. Kan kita juga di Utamacorp, juga di roda dua kan sudah ada pabrik CKD. Jadi kita menambah fasilitas. Jadi kita bangun mobilnya juga di sana,” kata Denny.
(riar/lua)