
Jakarta –
Kehadiran Denza D9 berhasil membetot perhatian masyarakat Indonesia. Terbukti penjualan MPV listrik premium itu hampir menyentuh 1.000 unit di sepanjang awal tahun 2025.
Saat ini Denza D9 masih diimpor utuh atau completely built up (CBU) dari China. BYD sebagai induk brand tersebut belum menyelesaikan pembangunan pabrik di Subang, Jawa Barat.
“Denza Januari itu 25 unit karena masih awal ya buat kebutuhan display, kalau Februari itu 900 unit jadi totalnya 937 unit,” kata Head of PR & Government Relations PT BYD Motor Indonesia, Luther Panjaitan di Jakarta, belum lama ini.
Bagi yang kepincut Denza D9 harus bersabar. Soalnya, konsumen harus menunggu mobilnya diantar setelah melakukan SPK (surat pemesanan kendaraan). Inden pembelian Denza D9 bahkan sampai berbulan-bulan.
Dampak dari permintaan yang tinggi tapi suplai yang tidak mencukupi membuat inden yang cukup panjang. Setidaknya, konsumen harus menunggu paling tidak sampai dua bulan sampai unit mobilnya datang. Waktu tunggu bahkan bisa lebih tinggi lagi jika permintaan terus membludak.
“So far inden kita jaga untuk pembelian terakhir itu 2-3 bulan untuk Denza sampai saat ini. Kecuali kalau ternyata pemesanannya terus berkembang itu harus kami cek lagi,” kata Luther.
Untuk brand Denza yang masuk segmen premium, Saat ini baru Denza D9 yang dipasarkan di Indonesia. Harga mobil listrik itu terbilang kompetitif dengan banderol Rp 950 juta (on the road Jakarta).
Segmen MPV premium Tanah Air didominasi oleh model-model sekelas Toyota Alphard, Toyota Vellfire, hingga Lexus LM350. Kehadiran Denza digadang-gadang untuk menggoda konsumen di segmen premium tersebut dengan MPV listrik.
(riar/riar)