Jakarta –
KAI Commuter selaku pengelola kereta Commuter Line tujuan Bandara Soekarno-Hatta, menegaskan tidak akan langsung menutup operasional Stasiun Karet dalam waktu dekat.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus mengatakan rencana pengintegrasian Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City masih dalam proses kajian dan membutuhkan pembahasan mendalam dengan regulator dan berbagai pihak terkait.
Rencana ini dinilai sebagai bagian dari peningkatan layanan kepada penumpang.
“Masyarakat maupun penumpang pengguna KRL masih dapat berhenti dan turun di Stasiun Karet. Rencana penutupan operasional Stasiun Karet belum akan dilakukan dalam waktu dekat,” tegas Joni dalam keterangan tertulis, Jumat (3/1/2024).
Selain masih membutuhkan pendalaman dengan sejumlah pihak, saat ini KAI Commuter juga sedang meningkatkan kualitas fasilitas sarana dan prasarana untuk penumpang di Stasiun BNI City, di antaranya dengan memperbaiki dan meningkatkan kenyamanan selasar bagi pejalan kaki agar terlindung dari sengatan sinar matahari maupun hujan saat menuju ke stasiun. Tak hanya itu, KAI juga tengah membangun area bagi pelaku usaha sehingga dapat mendukung pelaku UMKM.
Wacana integrasi Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City di Kawasan Dukuh Atas mempertimbangkan faktor keselamatan, di samping bertujuan untuk memangkas waktu tempuh kereta Commuter Line Basoetta dari Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta.
Dengan pemangkasan waktu tempuh dari yang sebelumnya mendekati 1 jam menjadi sekitar 40 menit, diharapkan ke depannya Commuter Line Basoetta dapat meningkatkan kapasitas angkut penumpang.
Menurut Joni, hal itu dilakukan KAI Commuter dalam mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang pesawat yang menggunakan kereta dari Bandara Soetta menuju pusat Kota Jakarta dan sebaliknya.
Sesuai data yang terangkum, dari sekitar 56 juta penumpang Bandara Soekarno-Hatta setiap tahunnya, dalam setahun terakhir (2024) sebanyak 1,5 juta penumpang menuju bandara menggunakan Commuter Line Basoetta. Dengan peningkatan layanan Commuter Line Basoetta ini ditargetkan dapat melayani sekitar 20% atau 10 juta orang dari total pengguna pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.
Proyeksi peningkatan jumlah penumpang tersebut tak lepas dari lokasi strategis Stasiun Manggarai sebagai titik awal keberangkatan maupun Stasiun BNI City. Sebab, kedua stasiun tersebut memiliki konektivitas dan terintegrasi dengan beragam moda transportasi lainnya seperti Bus Transjakarta, KRL, MRT, LRT, hingga JakLingko.
“Perlu dipahami oleh semua pihak, bahwa keputusan yang diambil KCI bertujuan untuk mendukung pergerakan penumpang, baik itu berupa ketepatan waktu keberangkatan dan ketibaan, waktu tempuh yang tidak lama, serta keamanan dan kenyamanan bagi penumpang kami,” tutup Joni.
(aid/hns)