Jakarta –
Rasa-rasanya baru kemarin Marc Marquez didaulat sebagai pebalap termuda di MotoGP. Bahkan, dia meraih gelar pertamanya di kelas premier saat usianya 20 tahun. Namun, waktu berputar begitu cepat. Kini, dia sudah kepala tiga.
Pertambahan usia yang cepat ditandai dengan perjalanan kariernya di MotoGP. Dulu, Marquez melawan para legenda seperti Valentino Rossi dan Dani Pedrosa. Sementara musim ini dia harus menghadapi bocah ‘kemarin sore’ bernama Pedro Acosta.
“Rasanya baru kemarin lusa saya berusia 20 tahun dan datang untuk menghadapi para legenda balap seperti Valentino Rossi, Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa. Dan sekarang semuanya benar-benar terasa berbeda,” ujar Marquez ketika bicara mengenai persaingan menghadapi Acosta, dikutip dari Motosan, Selasa (2/4).
“Balapan dengan Pedro Acosta di Qatar sangat luar biasa. Ini mengingatkan saya pada tahun 2013 ketika menghadapi Valentino, kemudian Jorge dan Dani,” tambahnya.
Pedro Acosta. Foto: Doc. KTM Racing
|
Dalam dunia olahraga, pergantian masa merupakan hal biasa. Kini, kata dia, Acosta tengah merasakan apa yang dirasakannya saat dulu menghadapi nama-nama senior di kelas tertinggi.
“Ini adalah proses alami dalam olahraga. Setiap orang memiliki periode ketika mereka berada di puncak, dan kemudian selangkah demi selangkah orang-orang baru berdatangan, pebalap muda, talenta muda yang membuat Anda menjadi bagian dari momen mereka,” tuturnya.
Pebalap kelahiran Spanyol itu kemudian mengurai keuntungan menjadi rider muda dan pemula. Menurutnya, selain lebih bertenaga, mereka juga punya keberanian lebih untuk melakukan sesuatu yang baru.
“Salah satu kelebihan ketika Anda masih muda adalah Anda tidak menyadari apa yang Anda lakukan dan terkadang hal itu berjalan dengan baik. Anda sedikit lebih konservatif dalam beberapa hal, tetapi Anda lebih banyak menggunakan pengalaman Anda,” kata dia.
Simak Video “Ketika Pedro Acosta Bikin Repot Marquez-Bagnaia-Vinales“
[Gambas:Video 20detik]
(sfn/din)