Jakarta –
Penelitian baru yang dipimpin oleh University of Central Lancashire dan melibatkan Departemen Arkeologi University of Southampton untuk pertama kalinya mengungkap bagaimana penduduk asli Amerika prasejarah menciptakan seni cadas atau lukisan gua sebagai bagian dari pengalaman halusinasi akibat zat halusinogen.
Halusinogen adalah jenis psikotropika atau kondisi yang menimbulkan efek halusinasi, mengubah perasaan, pikiran, dan menciptakan daya pandang berbeda sehingga seluruh suasana hati dapat terganggu.
Sebagai bagian dari penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences ini, para akademisi melakukan penggalian di sebuah situs gua di California setelah menemukan lukisan yang dianggap menggambarkan bunga Datura wrightii, tanaman yang secara historis digunakan karena sifat halusinogennya sebagai bagian dari upacara masyarakat yang rumit.
Penggunaan Datura yang paling terkenal di California adalah sebagai bagian dari inisiasi remaja atau ritual akil baligh. Akar tanaman tersebut diolah menjadi minuman untuk kaum muda di komunitas tersebut sebagai pengakuan dari anak-anak menjadi remaja. Di samping lukisan, para peneliti juga menemukan sejumlah bahan yang dikunyah, yang hampir semuanya ditemukan terbuat dari Datura.
Penelitian ini memperkuat hubungan antara konsumsi halusinogen dan penciptaan seni cadas, dengan menunjukkan bahwa seni tersebut menggambarkan tanaman itu sendiri.
Hal ini menyoroti apresiasi mendalam terhadap tanaman halusinogen bagi penduduk asli California. Temuan ini juga menunjukkan bahwa situs tersebut kemungkinan merupakan ruang komunal tempat orang-orang berkumpul secara musiman untuk berburu, mengumpulkan, menyiapkan makanan, dan makan. Hal ini menunjukkan bahwa seni memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari semua anggota masyarakat setempat.
“Temuan ini memberi kita pemahaman yang jauh lebih mendalam tentang kehidupan masyarakat adat Amerika dan hubungan mereka, dari akhir zaman prasejarah hingga akhir tahun 1800-an. Yang terpenting, berkat penelitian ini, suku Indian Tejon kini mengunjungi situs tersebut setiap tahun untuk berhubungan kembali dengan tempat leluhur yang penting ini,” kata Dr David Robinson, Dosen Arkeologi di University of Central Lancashire (UCLan) dikutip dari Phys.org seperti dilihat Selasa (23/7/2024).
“Hubungan antara halusinogen dan seni cadas telah lama diduga ada, dan penelitian ini menunjukkan bahwa seni cadas tidak hanya menjadi sumber inspirasi kreatif bagi kelompok masyarakat prasejarah, tetapi juga merupakan prinsip inti dari ritual penting dan pertemuan masyarakat,” tambahnya.
Dr. Fraser Sturt, Profesor Arkeologi di University of Southampton dan salah satu penulis penelitian tersebut, mengatakan bahwa hasil proyek ini muncul dari pendekatan penelitian yang sangat interdisipliner, terbuka, dan kolaboratif.
Dengan cara ini, teknik perekaman dan analisis yang baru dan lebih baik telah membantu menghubungkan kembali sisa-sisa material, seni, narasi, dan manusia di seluruh ruang dan waktu.
“Jadi, meskipun fokusnya adalah pada sifat halusinogen Datura dan perannya dalam seni cadas dan pembentukan komunitas, karya ini juga menunjukkan bahwa Datura merupakan salah satu aspek dari rangkaian hubungan yang kompleks antara manusia, tempat, dan lingkungan,” ujarnya.
Dr. Matthew Baker dari University of Strathclyde dan rekan penulis, mengatakan kombinasi kimia dan arkeologi dalam proyek ini benar-benar menunjukkan kekuatan pendekatan multidisiplin untuk mengungkap pengetahuan baru.
“Ini adalah proyek yang mencekam dan mengunjungi situs-situs ini bersama Dave benar-benar berkesan,” ujarnya.
Simak Video “Kerap Berhalusinasi Akan Dibunuh, Ibu Muda di Makassar Lompat ke Sungai“
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)