![](https://i2.wp.com/awsimages.detik.net.id/api/wm/2024/05/11/anak-main-hp_169.jpeg?wid=54&w=650&v=1&t=jpeg&w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jakarta –
Sebagai mantan CEO Google, Eric Schmidt merupakan salah satu sosok penting di balik populernya ponsel pintar saat ini. Namun, ia justru mendukung pembatasan penggunaan ponsel dan media sosial untuk anak-anak.
Schmidt menjabat sebagai CEO Google saat raksasa mesin pencari itu mengakuisisi Android pada tahun 2005. Kini Android merupakan sistem operasi mobile terbesar di dunia.
Kini setelah tidak lagi menjadi bagian dari Google, Schmidt justru mendukung inisiatif untuk melarang anak-anak menggunakan ponsel pintar di sekolah.
“Saya adalah salah satu orang yang tidak mengerti, dan saya akan bertanggung jawab bahwa dunia tidak berjalan dengan sempurna seperti yang kami, para ahli teknologi, pikirkan,” kata Schmidt dalam wawancara dengan BBC, seperti dikutip detikINET, Jumat (14/2/2025).
“Saya pikir ponsel pintar yang dipakai anak bisa menjadi aman. Mereka hanya perlu dimoderasi… kita semua setuju bahwa anak-anak harus dilindungi dari keburukan dunia online,” sambungnya.
Schmidt juga mengomentari rencana sejumlah negara untuk melarang penggunaan media sosial bagi remaja di bawah usia 16 tahun.
“Mengapa kita menjalankan eksperimen yang sangat besar dan tidak terkendali terhadap orang-orang paling penting dunia, yang merupakan generasi selanjutnya?” ujar Schmidt.
Para pegiat yang mengkampanyekan pembatasan penggunaan ponsel pintar pada anak-anak berargumen bahwa perangkat tersebut bersifat adiktif dan menjauhkan anak-anak dari aktivitas yang sangat penting bagi tumbuh kembang yang sehat.
Pemerintah Inggris berencana melarang anak-anak menggunakan ponsel di sekolah untuk mengurangi gangguan dalam proses belajar dan meningkatkan perilaku siswa di kelas.
Studi terbaru yang diterbitkan di jurnal kesehatan The Lancet menunjukkan bahwa larangan ponsel di sekolah tidak meningkatkan perilaku atau nilai siswa. Namun, studi tersebut menemukan bahwa menghabiskan waktu lebih lama menggunakan ponsel dan media sosial dikaitkan dengan nilai yang lebih buruk, kurang tidur, perilaku yang mengganggu, dan kurang olahraga.
Sementara itu, pemerintah Australia pada November 2024 sudah mengesahkan undang-undang larangan penggunaan media sosial untuk anak-anak di bawah 16 tahun. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan larangan ini penting untuk melindungi anak-anak dari bahaya di dunia online.
(vmp/vmp)