Jakarta –
Makhluk berwarna pink tanpa mata ditemukan di sebuah gua bawah air di China. Para ilmuwan mengklaim makhluk unik ini dapat menjawab misteri tentang evolusi.
Para peneliti baru mengumumkan temuan spesies baru ikan gua yang hidup jauh di aliran bawah tanah sistem Sungai Wujiang ini. Ikan tersebut tampak seperti buta, matanya berupa titik-titik hitam di bawah kulitnya.
Namun, beberapa ikan tampaknya memiliki penglihatan yang lemah, yang menurut tim bisa menjadi kasus luar biasa untuk studi evolusi.
“Kini kita berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan spesies baru yang dianggap berisiko punah akibat polusi dan spesies invasif,” kata para peneliti seperti dikutip dari Daily Mail.
Ikan pink buta Sinocyclocheilus guiyang ditemukan di dalam gua bawah air Sungai Wujiang. Foto: Zoosystematics and Evolution
|
Para peneliti menamai ikan temuan mereka, ‘Guiyang Golden-line Barbel’ atau nama ilmiahnya Sinocyclocheilus guiyang, diambil dari nama beberapa spesies barbel garis emas yang berkerabat dekat dengan ikan ini, serta kota Guiyang, yang berada di dekat sungai tempat gua ikan itu berada.
“Keanekaragaman ikan di Daerah Aliran Sungai Yangtze di Kota Guiyang, wilayah paling urban di Guizhou, telah lama diremehkan,” kata para peneliti.
Sebanyak 66 spesies ikan Sinocyclocheilus yang berkerabat telah ditemukan hidup di Lembah Sungai Mutiara di selatan Guizhou, tetapi hanya enam spesies yang ditemukan di Lembah Sungai Yangtze Guizhou dan anak sungai setempat Sungai Wujiang.
Tim survei ikan menduga masih banyak ikan yang belum ditemukan yang akan ditemukan di gua-gua sungai yang luas di sistem Sungai Wujiang.
Foto: Zoosystematics and Evolution
|
Geologi sistem Sungai Wujiang di Provinsi Guizhou tengah, sebagian besar berupa batu kapur dan batuan karbonat lain yang dikenal sebagai karst yang mudah larut dalam air sehingga menciptakan drainase dan lubang runtuhan di seluruh wilayah China tengah-selatan ini.
“Mirip dengan Lembah Sungai Mutiara, sistem Sungai Wujiang juga menunjukkan bentang alam karst yang luas dan berkembang dengan baik. Kondisi ini baik untuk pembentukan sistem sungai bawah tanah,” tulis para ilmuwan dalam studi baru mereka.
Peneliti mencatat, spesies Barbel Garis Emas Guiyang tumbuh hingga panjang sekitar 12cm, dengan ‘sungut’ yang lebih pendek dari rata-rata. Sungut ini berupa tonjolan seperti kumis di sekitar wajah ikan yang khususnya diandalkan oleh ikan gua untuk navigasi dan mencari makanan.
“Barbel yang panjang pada spesies Sinocyclocheilus adalah hal biasa, karena sungut yang panjang dapat mendeteksi aliran air dengan lebih baik dan membantu mencari makan di sistem air bawah tanah yang ditandai dengan kegelapan permanen dan kelangkaan makanan,” tulis para peneliti.
Saat ini, masih menjadi misteri mengapa ikan gua Guiyang ini tidak berevolusi dengan ikan barbel yang lebih panjang, atau mengapa ia tidak memiliki struktur seperti tanduk di kepalanya yang umum dimiliki oleh ‘sepupu’ ikan gua barbel lainnya.
Seperti yang dilaporkan tim dalam jurnal Zoosystematics and Evolution, ikan gua baru ini juga memiliki sisik yang ‘merosot’, dan moncong serta sirip yang lebih pendek dibandingkan spesies Sinocyclocheilus lainnya.
Namun ikan gua baru ini memiliki tanda emas cemerlang di punggung antara kepala dan sirip punggungnya, mirip dengan ikan barbel lainnya.
Menurut para ilmuwan, spesies tersebut saat ini hanya diketahui dari aliran bawah tanah yang mengalir ke Sungai Wujiang yang mungkin menunjukkan habitat yang lebih kecil.
Foto: Zoosystematics and Evolution
|
Meskipun terdapat lebih dari 200 spesies ikan obligat (buta) dan troglobiotik (penghuni gua) yang terdokumentasi secara ilmiah di seluruh dunia, dan mereka ditemukan di setiap benua kecuali Antartika, setiap spesies memiliki jumlah yang terbatas.
Banyak di antaranya, termasuk Hoosier Cavefish (Amblyopsis hoosieri) dan Alabama Cavefish (Speoplatyrhinus poulsoni) milik Amerika, yang hanya hidup di dalam jaringan gua mereka yang tertutup, sehingga menempatkan mereka pada risiko yang lebih tinggi terhadap bahaya atau kepunahan.
Tim survei ikan yang menemukan spesies baru ini, sebuah kolaborasi antara Huazhong University of Science and Technology, Chinese Academy of Sciences, dan beberapa lembaga satwa liar setempat, berharap identifikasi lebih lanjut akan membantu melindungi makhluk perenang gua ini dari perambahan manusia di rumah mereka.
“Spesies baru ini adalah spesies troglobiotik genus Sinocyclocheilus yang pertama kali dideskripsikan di Sungai Wujiang,” kata mereka.
“Ia menghadapi risiko kepunahan yang tinggi, menggarisbawahi pentingnya tindakan perlindungan habitat dalam jangkauan terbatasnya,” kata mereka.
Simak Video “Davis Marthin, Siswa SMA Asal Kupang Penemu Serangga Jenis Baru“
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)