
Jakarta –
Lion Group melalui Batam Aero Technic (BAT) menjalin kerja sama dengan perusahaan manufaktur komponen penerbangan asal Uni Emirat Arab (UEA) yakni Sanad.
Jalinan kerja sama tersebut dicapai untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan bagi pelanggan pada saat penerbangan. Marketing Communication Strategic of Lion Group, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan kerja sama itu mencakup dalam pemeliharaan mesin pesawat.
Selain untuk memberikan kualitas penerbangan yang maksimal, Danang juga menyebut tujuan-tujuan lainnya yang ingin dicapai dengan kerja sama tersebut.
“Yakni membuka peluang pertukaran informasi dalam rangka peningkatan keahlian bagi teknisi atau mekanik pesawat, dalam rangka mendorong inovasi dan kualitas layanan perawatan pesawat di sektor aviasi,” katanya usai acara penandatanganan MoU di Jakarta.
“Yang ketiga, yaitu mendukung peningkatan serta menunjukkan kuatnya hubungan bilateral di bidang ekonomi dan penerbangan antara Uni Emirat Arab dengan Indonesia. Yang terakhir itu berkontribusi (dalam) pengembangan teknik dan rekayasa dalam perawatan mesin pesawat,” ujar Danang.
Perawatan mesin yang dimaksud adalah mesin V2500 yang dipakai oleh maskapai Super Air Jet dan Batik Air. Peningkatan kualitas perawatan mesin pesawat ini, menurut Danang bukan hanya sekadar momentum saja, Tetapi juga sebagai komitmen pihaknya dalam memberikan pelayanan yang prima.
Baginya, kerja sama yang dijalin dengan perusahaan dari UEA sebagai tindak lanjut upaya yang konkret sesuai pernyataan dari Kementerian Perhubungan yang mengatakan terkait peluang kolaborasi antarnegara.
“Ini adalah bagian nyata itu jadi Batam Aero Technic dan Lion Group mewujudkan langkah nyata dalam rangka mendukung industri penerbangan, mendukung spesifikasinya untuk pemeliharaan pesawat, Dan untuk hubungan bilateral juga peluang bisnis lainnya,” jelas Danang.
Dalam pernyataan belum lama ini, Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, menyebut terlebih dalam industri penerbangan memiliki potensi yang begitu besar. Mengingat posisi yang strategis Indonesia dalam sektor perdagangan internasional.
(upd/ddn)