Jakarta –
Peta persaingan layanan internet rumah dalam negeri semakin sengit setelah PT Asianet Media Teknologi (Asianet) memperkenalkan Unifiber, produk fiber to the home (FTTH).
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) bahwa ada tiga kendala utama bagi penyelenggara jasa internet (ISP) di dalam negeri, keterbatasan infrastruktur yang menjangkau hanya 70% wilayah dengan tantangan besar di daerah terpencil. Kemudian, keterbatasan pendanaan, serta kurangnya sumber daya manusia (SDM).
Hal itu yang menghambat ISP dalam memenuhi peningkatan koneksi internet yang cepat dan stabil, terutama di tengah upaya digitalisasi yang semakin pesat. Kehadiran Unifiber ini untuk menjawab persoalan tersebut.
Adapun, Unifiber ini tidak melayani langsung ke konsumen, melainkan melalui kerja sama dengan perusahaan telekomunikasi dan ISP.
“Seiring dengan kemajuan teknologi yang terus berlanjut, Indonesia harus membangun infrastruktur digital yang mampu beradaptasi dengan cepat. Jaringan FTTH dari Unifiber tidak hanya memenuhi tuntutan saat ini, tetapi juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan di masa depan,” ujar Direktur Utama Asianet, Prakash Ranjalkar di Jakarta, Kamis (7/11/2024).
Asianet saat ini memiliki jaringan broadband yang membentang 30 ribu kilometer dengan lebih dari 1,5 juta homepass di 36 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Sleman, Surabaya, Denpasar, dan Medan. Ke depannya, Asianet akan memperluas jangkauan internet miliknya ke wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Network Operation Center (NOC) yang diresmikan Unifiber by Asianet Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET
|
Tak hanya memperkenalkan merek Unifiber, Asianet juga memperlihatkan fasilitas Network Operation Center (NOC) yang diklaim sudah berstandar internasional. Keberadaan NOC tersebut untuk menjawab tantangan kebutuhan akses digital, termasuk memperluas jaringan fiber
“Kami percaya bahwa keunggulan dalam fleksibilitas dan ketahanan jaringan ini akan memungkinkan Asianet untuk menjadi bagian integral dalam menjawab tantangan digital yang dihadapi Indonesia,” kata Prakash.
Sebagai informasi, NOC Asianet yang berlokasi di Jakarta ini memungkinkan pemantauan jaringan secara real-time. Dengan teknologi yang dimiliki, NOC ini tidak hanya memantau performa jaringan, tapi juga memastikan deteksi cepat terhadap potensi masalah, sehingga mengurangi waktu pemulihan dan mencegah gangguan yang berkepanjangan.
(agt/fay)