Jakarta –
Keuangan KTM yang tidak sehat dikhawatirkan menghambat proyek MotoGP. Pedro Acosta yang baru naik ke tim pabrikan ketar-ketir dengan nasibnya sekarang.
KTM dalam kondisi terpuruk lantaran beban utang sebesar 2,9 miliar euro atau sekitar Rp 48 triliun. Nasib KTM di MotoGP menjadi keraguan, sebab untuk balapan motor kelas wahid itu perlu biaya besar. Stidaknya kekhawatiran ini disampaikan
“Untungnya, dari apa yang mereka katakan kepada kami, proyek akan berlanjut di MotoGP, jadi tidak berbahaya untuk memiliki sepeda motor untuk tahun depan, yang kami ingin tahu adalah dalam kondisi apa kami akan dapat bersaing,” kata Manajer Pedro Acosta, Alberta Velera dikutip dari Marca, Minggu (15/12/2024).
Awalnya kontrak baru itu terasa menjanjikan bagi Acosta. Setelah debut besar di kategori utama dengan GasGas, Pedro Acosta memperbarui kontrak selama dua tahun dengan KTM. Anak nelayan itu didapuk jadi pebalap pabrikan.
Melihat Pedro Accosta mengenakan pakaian oranye, tentunya bikin suasana lebih dekat untuk mencapai kemenangan. Namun situasi merek Austria yang terancam bangkrut secara tiba-tiba jadi mengkhawatirkan.
“Tidak ada yang memperingatkan kami tentang kemungkinan ini ketika kami menandatangani kontrak pada bulan Mei, kami dijual bahwa KTM adalah raksasa dengan kekuatan finansial yang besar, bagi kami itu benar-benar mengejutkan,” kata Valera.
“Pada bulan Mei kami menandatangani kontrak dengan proyek pemenang, dengan perusahaan yang baru saja menghasilkan puluhan juta keuntungan dan dengan pesan yang jelas bahwa mereka berada dalam posisi kekuatan untuk dapat melawan pemenang saat ini di MotoGP, yaitu Ducati, tetapi hari ini tidak terjadi,” kata dia.
“Tiba-tiba, dalam enam bulan, semuanya telah berubah dan kami bertanya-tanya apa yang telah terjadi. Itu adalah sesuatu yang membuat kita khawatir dan menyangkal yang jelas akan tidak masuk akal. Saya pikir kita harus mengakuinya dan jujur, dan jelas, baik Pedro dan saya, serta keluarga dan lingkungannya, prihatin dengan situasi KTM saat ini,” jelasnya lagi.
KTM mengalami krisis keuangan, lantaran mengalami kelebihan produksi dan penurunan penjualan yang signifikan. Selain itu, KTM juga gagal dalam proyek sepeda motor listriknya.
Jika akhir Februari 2025 KTM tidak memperbaiki keuangan mereka akan berakibat pada dijualnya aset perusahaan untuk memuaskan kreditur.
Mengutip Forbes, keterpurukan keuangan KTM lantaran turunnya penjualan sebanyak 27% dibandingkan dengan paruh pertama tahun 2023.
KTM pun menanggung beban utang sebesar 2,9 miliar euro (Rp 48 triliun). Krisis itu tak hanya mengancam bisnis sepeda motor KTM, tapi juga mulai merembet ke partisipasi mereka di balap MotoGP.
Tak hanya dibebani utang yang menumpuk, krisis yang menimpa KTM juga berujung kegagalan membayar gaji karyawan yang tertunggak di bulan Desember 2024.
(riar/lua)