
Jakarta –
Video kreator konten Willie Salim masak rendang di Benteng Kuto Besak, Palembang, Sumatera Selatan menuai kritik dan protes. Bukan soal memasaknya, tapi karena konten soal 200 kilogram rendang yang lagi dimasak itu hilang ketika dia tinggal ke toilet.
Dalam feed Instagramnya, Willie Salim membagikan momen masak-masak tersebut yang digelar pada 20 Maret 2025.
1. Willie memasak 200 kilogram daging di depan umum
Pada 20 Maret 2025, pemilik 13,7 juta follower itu mengunggah video masak besar yang dia gelar. Willie membuat takjil juga rendang dalam porsi besar untuk buka puasa bersama dengan warga Palembang.
Banyak warga yang datang menyaksikan Willie Salim dan tim mempersiapkan semuanya. Willie Salim membeli satu ekor sapi seharga Rp 50 juta.
Namun, sampai sekitar pukul 19.00 WIB malam daging baru masuk wajan. Antusiasme warga terlihat sangat besar melihat momen itu. Willie juga terlihat bercengkrama dengan beberapa warga.
2. Willie Salim pamit ke toilet dan rendang raib
Dalam video terlihat Willie Salim izin untuk ke toilet. Namun, Willie dikabarkan oleh tim yang ada di lokasi kalau rendang yang masih dimasak di atas wajan ludes.
Dalam video reels-nya Willie melihat wajan sudah bersih dari rendang. Meskipun ada pihak polisi yang mengamankan, rendang yang masih dimasak di atas wajan itu tetap diserbu warga.
3. Penjelasan polisi
Dilansir dari detiksumbangsel, Kapolsek Ilir Barat 1 Palembang AKP Ricky Mozam mengatakan menerima laporan ada artis yang hendak melakukan kegiatan berbagi di kawasan BKB.
“Ya, awalnya kita menerima laporan bahwa ada artis yang hendak melakukan berbagai di bulan Ramadan, kemudian kita turunkan 20 anggota Polsek untuk melakukan pengamanan kegiatan itu dilakukan pada Selasa (18/3/2025) sore di pelataran BKB Palembang,” katanya kepada detikSumbagsel, Jumat (21/3/2025).
Namun dalam kegiatan Willie Salim itu polisi hanya melakukan pengawasan dan pengamanan, serta tidak ikut dalam melakukan konsep acara maupun pembagian rendangnya.
“Saat masak dari awal juga tim Willie Salim sudah mengajak masyarakat mendekat. Kalau memang mau dibagikan secara teratur harusnya ketika rendangnya sudah masak baru masyarakat dipanggil,” ungkapnya.
“Tim Willy Salim tidak ada yang menegur masyarakat untuk mengambil rendang yang belum masak. Mereka mendiamkan saja. Anggota kita juga tidak ada yang diperintahkan untuk menegur masyarakat. Kita pihak keamanan selagi kegiatan itu kondusif itu normal menurut kami,” jelas AKP Ricky.
Namun, pihak kepolisian mengatakan belum mengetahui kebenarannya apakah hilangnya rendang 200 kilogram itu settingan atau bukan.
Presenter senior Helmi Yahya juga bersuara. Bentuk konten soal rendang yang hilang itu mempermalukan sebagian orang Palembang.
“Demi konten dan mengejar viewers rela melakukan hal-hal seperti ini. Mungkin sadar atau tidak sadar konten masak rendang 200 kilogram ini sudah mempermalukan sebagian orang Palembang,” ungkap Helmi Yahya di kutip dari media sosialnya.
Helmi merasa citra yang timbul karena konten tersebut sangat tidak mengenakkan. Padahal tidak semua warga Palembang seperti itu.
“Sebelum membuat konten termasuk food vlogger kadang menilai orang dengan demikian kelewatan sampai restoran tutup, kadang utang membuka restoran belum kembali. Sebelum membuat konten sebaiknya dan kedepannya dipikirkan dulu,” ujar Helmi.
“Nggak semua orang Palembang seperti itu. Di sini saya tidak menyalahkan siapa pun. Tapi apa yang kamu (Wille Salim) lakukan cukup menampar banyak orang termasuk saya,” tegasnya.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru juga berkomentar soal kehebohan Willie Salim. Apa yang diperlihatkan dalam video rendang hilang dianggap bisa merusak citra dan nama baik Kota Palembang.
“Saya minta jangan rusak nama Palembang hanya karena untuk membuat konten oleh si pelaku, (Willie Salim) justru harusnya kita angkat kebaikan-kebaikan daerah jangan membuat konten yang merugikan nama daerah,” kata Gubernur Sumsel, Herman Deru dilansir dari detiksumbangsel, Sabtu (22/3).
“Saya tidak rela nama Palembang dirusak-rusak hanya karena konten daging sepanci, terlalu terhormat orang Sumatera Selatan, khususnya Palembang hanya gara-gara daging sepanci,” ungkapnya.
Deru yakin apabila pengkondisian sudah disiapkan dengan baik tidak akan terjadi daging rendang tiba-tiba hilang. “Saya yakin orang Palembang ini bukan orang yang heran dengan daging. Jika dibuat konten dan disiarkan seluruh dunia, seakan-akan kita orang yang ditonjolkan suatu yang tidak baiknya, padahal ini demi menambah pengikut bagi kreator itu,” tegasnya.
Kantor hukum Ryan Gumay Law Firm juga melaporkan konten kreator Willie Salim ke Polda Sumsel. Konten tersebut dianggap membuat gaduh dan merusak citra serta nama baik warga Palembang.
“Ya, malam ini kita gerak langsung melaporkan pengaduan masyarakat ke Polda Sumsel yang telah diterima dengan nomor laporan LAP-20250322-3F227 Sabtu (22/3),” kata Pimpinan Ryan Gumay Law Firm Muhammad Gustryan kepada detikSumbagsel, Sabtu (22/3).
“Terhadap pengaduan ini kami berpendapat mengarah memenuhi unsur potensi tindak Pidana pasal 28 Ayat 2 dan 3 Jo Pasal 45 Ayat 1, 2 dan 3 Jo Pasal 27 Ayat 1 dan 3 tentang UU ITE,” tegasnya.
5. Willie Salim minta maaf dan bantah settingan
Gara-gara gaduh video 200 kilogram rendang hilang, Willie Salim akhirnya membuat permohonan maaf.
“Saya mau minta maaf yang sebesar-besarnya untuk seluruh warga Palembang yang tersakiti. Gara-gara rendang viral ini banyak narasi yang tidak enak terhadap warga Palembang,” ucap Willie Salim dalam unggahan di akun Instagram pribadinya dilihat pada Minggu (23/3).
“Jujur ini bukan sepenuhnya salah warga Palembang. Ini sepenuhnya salah saya karena saya kurang persiapan. Mohon maaf untuk pertama kali saya masak untuk orang sebanyak itu,” lanjutnya.
Willie Salim mengaku tidak kecewa karena rendang tersebut hilang. Dia justru senang melihat antusias warga.
“Dibayanganku, bisa kumpul dan buka bersama ribuan warga Palembang sudah lebih dari cukup. Tidak ada kekecewaan sama sekali terhadap rendang yang hilang itu. Justru senang melihat antusias warga karena pada akhirnya memang rendang itu dimasak untuk dibagikan kepada warga. Jujur aku hanya kaget melihat antusias warga,” tuturnya.
Dia juga membantah soal hilangnya rendang di wajan adalah rekayasa. Willie Salim merasa ini adalah bentuk kurang persiapan dirinya.
“Ini pelajaran berharga buat aku, aku tidak merekayasa hal itu. Aku hanya tidak memperhitungkan hal tersebut bisa terjadi. Dan, itu adalah kebodohanku. Mohon jangan salahkan warga Palembang. Jika aku masak lebih awal dan dengan persiapan lebih matang dan lebih rapi hal tersebut tak akan terjadi. Saya mohon maaf sebesar-besarnya,” tukas Willie Salim.
(pus/wes)