Jakarta –
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK), menjelaskan konsep giant sea wall atau tanggul laut raksasa yang akan dibangun di pesisir ibu kota. Menurut RK, giant sea wall versinya bukanlah berbentuk bendungan melain kawasan.
Nantinya, kata RK, di sana harus ada ruang sosial untuk masyarakat hingga GenZ. Menurutnya hal itu merupakan bentuk dari hadirnya keadilan tata ruang.
“Giant sea wall gagasan kami bukanlah bendungan, tapi kawasan. Di sana harus ada ruang sosial untuk masyarakat, GenZ, untuk lain-lain yang membuat keadilan, lagi-lagi keadilan tata ruang harus hadir di kawasan giant sea wall,” jelas RK dalam debat ketiga Pilgub Jakarta, Minggu (17/11).
RK menambahkan, pembangunan di Jakarta harus memperhatikan keberlanjutan, baik secara sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dialog juga harus dikedepankan dalam melakukan pembangunan, baik dengan LSM hingga masyarakat.
“Pembangunan apa pun di Jakarta harus dengan prinsip sustainable development. Adil sosial, adil ekonomi dan juga terhadap lingkungan. Maka kunci pertama adalah dialog dengan warga, LSM, semuanya. Dirumuskan apakah itu solusi-solusinya,” imbuhnya.
Sebelumnya, RK menyinggung mahalnya dampak bencana banjir di Ibu Kota bagian utara. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebut kondisi ini disebabkan oleh ketidakadilan tata ruang.
Ditambah lagi, permukaan tanah di Jakarta cenderung menurun. Menurut RK salah satu solusi terhadap masalah tersebut adalah kombinasi pembangunan dari tanggul laut raksasa atau tanggul laut raksasa dan tembok bakau raksasa.
“Ketidakadilan tata ruang mengakibatkan banjir yang mahal di utara akibat perubahan iklim dan juga gaya hidup kita. Tanah sudah turun. Solusi mangrove kombinasi tanggul laut raksasa bisa kita bicarakan,” kata RK.
(acd/acd)