Jakarta –
Kombes Dhani Hernando menjelaskan fenomena korean wave menjadi inspirasi bagi dirinya untuk membuka kelas bahasa Korea di Sekolah Bahasa (Sebasa) Polri. Selain itu, jumlah warga negara Korea yang ada di Indonesia juga semakin bertambah.
Kombes Dhani saat ini sudah tidak bertugas lagi sebagai Kepala Sebasa Polri dan kini menjabat sebagai Kepala Bagian Konvensi Internasional Divisi Hubungan Internasional Polri. Atas inovasinya selama menjabat sebagai Kepala Sebasa Polri, Kombes Dhani diusulkan dalam program Hoegeng Corner 2024.
“Karena melihat fenomena Korean wave yang beberapa tahun terakhir ini sangat masif sekali, everybody knows Blacpink, Lee Min Ho, Hyun Bin, BTS, itu baru artisnya, belum lagi makanan Koreanya. Selain itu juga warga negara Korea, orang Korea di Indonesia makin lama makin banyak,” kata Dhani dalam program Hoegeng Corner di detikPagi, Kamis (5/12/2024).
Dhani lalu menjelaskan pengalamannya saat berdinas di Divisi Hubungan Internasional Polri sebelum menjadi Kepala Sebasa Polri. Menurut dia, ada banyak WN Korea yang terlibat masalah di Indonesia namun saat itu belum ada anggota Polri yang bisa berbahasa Korea.
“Akhirnya saya putar otak, saya mencari ahli bahasa Korea dan akhirnya saya dapat alumni UI sastra Korea yang akhirnya saya perintahkan untuk mengajar tiga orang anggota saya selama satu tahun itu. Saya persiapkan agar dia bisa menjadi dosen sekaligus dia mempersiapkan kurikulum bahan pelajarannya selama setahun dan akhirnya pada 2022 akhir kelas pertama bahasa Korea pertama kali dibuka,” ujar Dhani.
Inovasi Kombes Dhani
Selain itu, Kombes Dhani menjelaskan inovasi lain yang digagasnya semasa di Sebasa yaitu kamus online yang diberi nama Polisi Jago Bahasa. Aplikasi tersebut bisa diunduh di ponsel Android.
“Kamus ini terdiri dari lima bahasa asing, yaitu Inggris, Prancis, Arab, Jepang dan Mandarin. Dan satu lagi tentang istilah-istilah yang dipakai di PBB. Kan polisi Indonesia yang bertugas di misi perdamaian dan di negara-negara konflik lainnya di bawah PBB,” imbuh Dhani dalam wawancara terpisah beberapa waktu lalu.
Dhani menjelaskan kamus yang dibuat di tahun 2020 itu telah diunduh oleh lima ribu orang polisi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Menurut Dhani, kamus online itu dibuat agar para polisi lebih mudah dalam belajar bahasa asing.
Selain itu, Dhani juga memutar otak untuk mengembangkan program di Sebasa Polri saat pandemi COVID-19. Dia kemudian menggelar web learning sebagai upaya untuk membantu para perwira Polri yang hendak sekolah.
“Kemudian program web learning, program ini mendapat sambutan yang banyak dari rekan-rekan saya maupun junior, mau ikut sekolah ini untuk sekolah lanjutan. Mereka merasa terbantu bagaimana menjawab soal,” kata Dhani.
Dari pengalaman tersebut, Dhani akhirnya mengembangkan web learning itu dengan memberikan sejumlah topik pelajaran dalam setiap pertemuannya. Misalnya, pelajaran tentang cara menghadapi seleksi PBB hingga penggunaan bahasa Arab untuk pengamanan haji.
“Dan dari tahun 2019 sampai tahun 2024 sudah berjalan sebanyak 22 kali. Dan program web learning juga bisa diikuti oleh masyarakat umum, dan setelah mengikuti program web learning ini bisa mendapatkan e-certificate dan ternyata e-certificate itu banyak juga dilihat oleh panitia-panitia ujian itu,” imbuh Dhani.
(knv/aud)