Pada 2002, Bambang Suhartoyo memutuskan mengajukan pensiun dini dari sebuah perusahaan kontraktor tempatnya bekerja. Musababnya ketika itu dia yang masih memiliki anak kecil dan tinggal di Jakarta akan ditempatkan di salah satu proyek di Kalimantan untuk waktu yang lama.
Sebenarnya Bambang sudah beberapa kali ditempatkan di sejumlah proyek di luar Jakarta. Namun itu masih di pulau Jawa, sehingga ketika ada sesuatu dia bisa cepat kembali ke Jakarta. “Tapi saat saya mau ditempatkan di Kalimantan, saya memutuskan pensiun dini karena saya masih punya anak kecil yang butuh kehadiran saya,” kata Bambang (kini 55 tahun) kepada detikFinance di kediamannya di Pondok Bambu, Jakarta Timur Selasa 19 Maret 2024.
Pensiun dari perusahaan kontraktor, Bambang kemudian membantu usaha Yuni (45 tahun) sang istri yang membuka counter pulsa telepon genggam (handphone) di halaman rumahnya. Awalnya counter pulsa yang diberi nama Farah Cell itu hanya berupa etalase yang dipajang di halaman. Dalam perjalanannya, Bambang kemudian membangun sebuah kios di bagian sebelah kanan halaman rumahnya.
Usahanya tersebut terus berkembang. Hingga akhirnya terjadi pandemi COVID-19 pada 2019 di mana transaksi pembelian pulsa yang awalnya bisa 300 sampai 400 kali dalam satu hari turun drastis tinggal 50-an kali. Bambang dan istri down, dan bahkan sempat berencana menutup counter tersebut. “Orang banyak yang pasang wifi, hancur semua usaha counter pulsa,” kata Yuni.
Belum sempat menutup usaha counter pulsa, Bambang kepikiran untuk membuka jasa transfer dan tarik tunai uang. Kebetulan ketika itu usaha jasa transfer dan tarik tunai sedang tumbuh. Dia pun melengkapi usaha counter pulsa HP-nya dengan jasa transaksi transfer dan tarik uang tunai. Saat itu dia menggunakan jasa aplikasi mobile phone, belum menggunakan BRILink.
Awalnya Bambang pesimistis dengan usaha jasa transfer dan tarik uang tunai. Sebab di sekitar rumahnya di jalan Kejaksaan, Pondok Bambu Jakarta Timur terdapat beberapa bank lengkap dengan ATMnya. Berderet juga Indomaret dan Alfamart yang dilengkapi dengan ATM sejumlah Bank.
Di luar dugaan Bambang, usaha transfer dan tarik uang tunai yang dia jalankan ternyata cukup ramai. Dari awalnya hanya 2 transaksi satu hari bisa menjadi 20 transaksi. Sehingga dalam satu bulan tak kurang dari 600 transaksi transfer maupun tarik uang tunai melalui Farah Cell.
Hingga suatu hari di akhir 2021 seorang Petugas Agen BRILink (PAB) Kalimalang, Jakarta Timur mampir ke counternya. PAB tersebut tertarik dengan counter pulsa Farah Cell, sebab di situ ada usaha transfer dan tarik uang tunai tapi belum pakai BRILink. “Dia (PAB) tanya dalam satu hari ada berapa transaksi. Saya katakan satu hari ada 20 transaksi, jadi satu bulan ada 600an transaksi,” kata Bambang.
Menurut agen PAB tersebut, kata Bambang, Farah Cell sudah memenuhi syarat menjadi agen BRILink. “Saya bilang, ya kalau mau jadi agen ya boleh saja kalau dibantu, diurusin,” lanjut Bambang.
Proses keagenan BRILink Farah Cell pun dibantu diurusi oleh PAB tersebut. Musabab sudah menjadi agen transfer dan tarik uang tunai dengan transaksi minimal 20 setiap harinya, proses Farah Cell menjadi agen BRILink lebih cepat. Bahkan mestinya untuk di awal, agen BRILink tidak bisa langsung mendapatkan mesin EDC atau Electronic Data Capture yaitu mesin gesek kartu yang digunakan untuk menerima transaksi pembayaran non tunai baik menggunakan kartu debit atau kartu kredit.
Menurut Bambang untuk bisa mendapatkan mesin EDC minimal dalam satu bulan agen harus bisa melakukan minimal 300 transaksi. Sementara Farah Cell dalam satu bulan mencapai 600 transaksi alias melebihi dari target untuk mendapatkan mesin EDC. Sehingga proses Farah Cell menjadi agen BRILink prosesnya dipercepat dan dipermudah.
Dalam waktu dua pekan sejak kedatangan petugas BRI, Farah Cell milik Bambang resmi menjadi Agen BRILink. “Jujur awalnya pesimis buka keagenan, transfer ini, karena kan lokasinya seperti ini terus di sini ATM ada beberapa, di Alfamart ada di Indomart ada. ada semua agen ATM,” papar Bambang.
Saat ini Farah Cell baru melayani transaksi transfer dan tarik tunai dengan besaran mulai Rp 10.000 sampai puluhan juta rupiah. Adapun tarif yang ditetapkan oleh Bambang untuk setiap transaksi adalah:
Transfer ke sesama BRI
Rp 10.000 sampai Rp 200.000 biaya admin Rp 5.000
Rp 200.001 sampai Rp 400.000 biaya admin Rp 6.000
Rp 400.001 sampai Rp 700.000 biaya admin Rp 8.000
Rp 700.001 sampai Rp 1.000.000 biaya admin Rp 10.000
Rp 1.000.001 sampai Rp 1.400.000 biaya admin Rp 13.000
Rp 1.400.001 sampai Rp 2.000.000 biaya admin Rp 15.000
Rp 2.000.001 sampai Rp 3.000.000 biaya admin Rp 20.000
Rp 3.000.001 sampai Rp 4.000.000 biaya admin Rp 25.000
Rp 4.000.001 sampai Rp 5.000.000 biaya admin Rp 30.000
Rp 5.000.001 sampai Rp 8.000.000 biaya admin Rp 35.000
Rp 8.000.001 sampai Rp 10.000.000 biaya admin Rp 40.000
Transfer ke selain Bank BRI
Rp 10.000 sampai Rp 200.000 biaya admin Rp 6.000
Rp 200.001 sampai Rp 700.000 biaya admin Rp 8.000
Rp 700.001 sampai Rp 1.000.000 biaya admin Rp 12.000
Tarik Tunai
Rp 50.000 sampai Rp 200.000 biaya admin Rp 3.000
Rp 200.001 sampai Rp 700.000 biaya admin Rp 5.000
Rp 700.001 sampai Rp 1.000.000 biaya admin Rp 12.000
Di luar dugaan Bambang, semenjak jadi agen BRILink menggunakan mesin EDC BRI transaksi baik transfer maupun tarik tunai di Farah Cell terus mengalami peningkatan. Kini dalam satu hari minimal ada 70 sampai 90 transaksi di Farah Cell. Bahkan di akhir pekan bisa mencapai 100 transaksi.
Pada Selasa, 19 Maret 2024 menjelang tengah hari lalu misalnya sudah ada 35 transaksi baik tarik maupun setor tunai melalui Farah Cell. Kemudian pada pukul 12.05 WIB sampai pukul 12.20 WIB ada 3 transaksi transfer dan tarik tunai.
Farah Cell, kata Bambang, melayani semua nominal transaksi. Bahkan hingga puluhan juta rupiah. Dia memiliki pelanggan seorang pengusaha proyek barang-barang bekas yang sekali transfer bisa Rp 15.000.000 sampai Rp 20.000.000. Anak buah pengusaha tersebut juga menjadi pelanggan Farah Cell, namun dengan nominal transfer lebih kecil yakni antara Rp 3.000.000 sampai Rp 5.000.000.
Untuk pelanggan yang sudah sering menggunakan jasa Farah Cell biasanya Bambang memberikan tarif admin berbeda. “Misalnya Pak Haji (Pengusaha barang bekas) transfer Rp 20.000.000 mestinya kena biaya admin Rp 80.000, tapi karena sudah langganan ya sudah pak haji bayar Rp 70.000 saja. ini bagian dari pelayanan kami,” kata Bambang.