
Bogor punya UMKM lilin hias yang produknya sudah mendunia. Kesadaran pentingnya teknologi digital sejak awal, menjadi kunci sukses mereka menembus pasar global.
Jakarta Candle adalah sebuah UMKM di Desa Waringin Jaya, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor. Mereka memproduksi lilin hias untuk pajangan, dekorasi wedding, aksesoris di toko bunga ataupun lilin untuk keperluan yoga dan meditasi.
Pemiliknya adalah pasangan suami istri Dhanu Trapsilo (45) dan Yulianah (46). Kepada detikINET saat berkunjung ke rumah sekaligus workshop produksi mereka, Yulianah berkisah mengenai kesibukan mereka sehari-hari.
Untuk alur kerja sehari-hari, Dhanu sudah mulai menyalakan kompor pukul 05.30 WIB setiap pagi. Setelah itu ada pelelehan lilin dan material lain termasuk pewarnaan, lalu ada proses penuangan ke cetakan. Butuh waktu setengah sampai 1 hari penuh sampai lilin keras. Baru setelah itu lilin dipoles untuk finishing dan dikemas. Untuk faktor keamanan, mereka memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
Dhanu rajin browsing mengenai tren pembuatan dan bentuk lilin yang populer di luar negeri. Sehingga, model lilin mereka selalu kekinian.
Pentingnya teknologi digital bagi Jakarta Candle
Sedari awal memulai UMKM Yulianah dan suaminya menyadari bahwa teknologi digital sangat penting bagi mereka dalam mencari pembeli. Lilin hias punya konsumen kelas menengah ke atas, sehingga produk mereka bukanlah yang masuk ke warung dan toko di sekitar tempat mereka tinggal.
Yulianah dan Dhanu harus bisa menjangkau konsumen nan jauh di tempat lain. Lewat Instagram @jakartacandle barulah mereka bisa berhubungan dengan suplier pernikahan yang jadi pembeli tetap mereka.
“Sedari awal sudah memanfaatkan semua channel online, karena kita mau market dari mana begitu kan. Tapi memang digital itu benar-benar ya, kan kita dapat channel di Instagram. Buyer-buyer juga menemukan kita di Instagram,” kata dia.
Saat pandemi COVID-19 bisnis mereka tetap bisa lanjut lewat jualan online. Bisnis dekorasi wedding memang berhenti membeli karena pesta pernikahan belum bisa digelar karena pandemi. Namun banyak pembeli baru dari orang-orang yang stay at home atau work from home, yang ingin mendekorasi rumah dengan lilin di masa pandemi.
Jakarta Candle go international
Karena rajin promosi online, produk Jakarta Candle pun go international. Mereka sudah punya pembeli tetap dari Malaysia, Singapura dan Australia. Lilin-lilin mereka disukai pelaku usaha florist, usaha dekorasi pernikahan termasuk pernikahan di luar negeri dan kelas-kelas meditasi. Omzet tertinggi mereka pernah mencapai Rp 700 juta setahun.
“Kalau sample sih sudah dibawa sampai Dubai, tapi kalau pembelian sudah sampai Malaysia, Australia, Singapura,” ujarnya.
Berbagai jasa layanan wedding decor membawa produk Jakarta Candle sampai ke Filipina dan Italia. Bahkan beberapa pernikahan artis juga memakai produk Jakarta Candle karena perusahaan wedding decor-nya adalah klien Yulianah. Yulianah pun memperlihatkan postingan instagram pernikahan beberapa dan tampak lilinnya sama dengan milik Jakarta Candle.
Optimalisasi linkUMKM.id dan BRImo
Yulianah dan produk lilin Jakarta Candle (Foto: Fitraya Ramadhanny/detikcom) |
Rupanya, ada peran Bank Rakyat Indonesia (BRI) di balik kesuksesan Jakarta Candle. Yulianah adalah seorang nasabah BRI. Dia pernah mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada 2015 dari BRI Unit Bojonggede, sebesar Rp 10 juta, lalu Rp 15 juta dan Rp 25 juta, dan kreditnya kini sudah lunas semua. Semua itu mereka lakukan untuk mengembangkan usahanya, seperti membeli bahan baku.
“Mudah pengajuannya, karena dilihat usahanya sudah berjalan, terus dilihat catatan penjualannya juga,” kata dia.
Terkait dengan kesadaran digital, Yulianah juga memanfaatkan linkUMKM.id karena terinspirasi dari rekan UMKM yang sudah duluan memanfaatkannya. Dalam sebuah pameran, Yulianah menjumpai booth linkUMKM.id dan lantas bergabung di dalamnya.
“Manfaatnya ya dapat informasi-informasi terupdate tentang kegiatan UMKM-nya. Dipromosikan di website linkUMKM.id dan dapat pendampingan,” ujarnya.
Dia juga tahu ada beberapa program pelatihan untuk UMKM termasuk pelatihan berjualan online. Untuk yang satu itu, Yulianah sedari awal memang sudah berusaha memakai aneka saluran jualan online termasuk media sosial.
Yulianah juga sangat memanfaatkan aplikasi BRImo. Dia mengatakan sudah memakai aplikasi BRImo selama 3 tahun terakhir. Dia paling banyak memakai aplikasi ini untuk transfer, pembayaran dan penjualan terkait dengan Jakarta Candle. Konsumennya ada yang memakai BRImo ada juga yang tidak. Yulianah sendiri merasa aplikasi BRImo membantunya dalam usaha berjualan lilin hias di Jakarta Candle.
“Lebih mudah dalam transaksi,” ujarnya.
Digitalisasi pelaku UMKM di Bogor oleh BRI
Pimpinan Cabang BRI Cibinong, Ivam Abdul Latif (Foto: Fitraya Ramadhanny/detikcom) |
Terkait dengan kiprah Jakarta Candle, detikINET pun berbincang dengan Pimpinan Cabang BRI Cibinong, Ivam Abdul Latif. Ivam mengatakan Jakarta Candle adalah 1 dari 3 UMKM unggulan binaan BRI di Kabupaten Bogor yang dikirim ke BRI UMKM EXPO(RT) 2025 lalu.
“Jadi BRI lebih melihat usaha-usaha yang memberdayakan masyarakat, kayak Jakarta Candle ini kan. Tenaga kerjanya kan banyak tuh,” ujarnya.
Ivam juga mengatakan BRI melakukan pelatihan untuk UMKM-UMKM binaan, misalnya pelatihan mengolah produk, pelatihan pengepakan, pelatihan ekspor, manajemen keuangan, pelatihan jualan online dll
Untuk pelatihan jualan online dari BRI, Ivam mengatakan para pelaku UMKM bisa memakai aplikasi Pasar.id dan Pari (Pasar Rakyat Indonesia). Dua platform ini mempertemukan para pedagang pasar dan pembelinya secara online. BRI Cabang Cibinong pun secara khusus membina para pedagang di Pasar Cibinong agar berjualan di Pasar.id.
“Bantuan pemasaran yang dilakukan BRI adalah Pasar.id pedagang bisa masuk situ seperti selayaknya masuk e-commerce lain kan. Satu lagi adalah Pari, mempertemukan penjual dan pembeli seluruh Indonesia,” kata dia.
![]() |
BRI bisa memanfaatkan ruangan milik pemerintah desa untuk pelatihan UMKM. Mantri BRI pun biasanya punya Pojok Mantri di Kantor Desa, sebagai posko untuk membantu nasabah yang membutuhkan di desa tersebut. Mantri harus tahu potensi ekonomi di wilayahnya untuk bisa berkembang.
“Jadi kegiatan mengedukasi masyarakat terkait literasi keuangan dengan digitalisasi itu kita lakukan bisa one by one oleh para Mantri atau kita mengumpulkan masyarakat dan nasabah sesuai kluster,” ujarnya.
Kesadaran digital, tentunya menjadi salah satu cara agar UMKM bisa naik kelas. Jualan online, bisa membuka akses mereka ke pasar global. Hal itu senada seperti yang disampaikan Direktur Utama BRI Sunarso dalam keterangan resmi yang diterima detikINET.
Lewat berbagai inisiatif seperti Rumah BUMN, BRIncubator, Growpreneur by BRI, Pengusaha Muda Brilian sampai BRI UMKM EXPO(RT) 2025, BRI ingin membuka akses bagi UMKM ke pasar global.
“Kami percaya, dengan memperluas akses pasar global bagi UMKM, kita akan menciptakan surplus neraca jam kerja yang memberikan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia,” ujarnya.
Halaman 2 dari 3
Simak Video “Video: Rencana Pemerintah Beri Modal Awal untuk UMKM terlibat MBG“
[Gambas:Video 20detik]
(fay/fyk)