Jakarta –
Seorang pria menceritakan perjalanannya menuju kesuksesan. Berawal dari kerja pada umur 13 tahun, ia perlahan sukses ketika mencoba banyak bisnis kuliner.
Kisah sukses memang selalu menyenangkan untuk didengar, terutama ketika apa yang dilakukan bisa menginspirasi banyak orang. Seperti perjalanan hidup pria Malaysia ini yang sudah mulai bekerja sejak umur 13 tahun.
Melansir weirdkaya.com (28/12/2024), Tan awalnya bekerja di suatu pabrik dupa untuk membantu keluarganya. Setiap paketan dupa yang diproduksi memberinya keuntungan sebesar RM 4 (Rp 14.394).
Saat itu kondisi keluarganya memang sangat sulit. Mau tidak mau Tan yang masih remaja ini perlu berusaha lebih keras untuk membantu perekonomian keluarganya.
Terlebih situasi di rumahnya saat itu sangat tidak kondusif karena ayahnya sering mabuk-mabukkan. Ketika ibunya meninggal, pria ini juga jadi harus mengurusi saudara-saudaranya.
Ketika Tan berusia 23 tahun, ia memutuskan beralih ke bisnis kuliner. Memulainya dengan menjual jajanan rujak kaki lima di Damansara pada malam hari dan mencuci piring pada siang harinya.
Siapa sangka, bisnis rujak sederhana itu membuat pria ini bisa menghasilkan RM 1.000 (Rp 3,6 juta) hingga RM 2.000 (Rp 7,2 juta) setiap bulan.
Untungnya Tan memang diberkahi dengan keterampilan memasak. Tidak lama kemudian, Tan tiba-tiba mendapat kesempatan untuk belajar memasak kwetiau atau char kuey teow.
Ia lalu membuka gerai kwetiau Penangnite dan menjual kwetiau seharga RM 1.80 (Rp 6.400) per porsi.
Bisnis ini juga bisa dibilang sukses karena dalam hari-hari baik, pria itu bisa menjual 1.000 porsi dan menghasilkan RM 300 (1.079 juta) setiap harinya.
Namun, tetap saja ada hal lain yang dipertimbangkan oleh penjual ini.
Dari menjual rujak, pria ini lalu beralih menjadi jualan kwetiau. Foto: Weird Kaya
|
“Namun, tenaga kerja yang intens dan kebutuhan konstan akan tenaga kerja membuat saya mempertimbangkan untuk beralih ke sesuatu yang berbeda,” jelasnya.
Hal tersebut membuat Tan beralih ke bisnis kuliner lainnya dengan menjual hidangan nasi campur.
Pada umur 25 tahun, pria ini mulai membangun bisnis nasi campur pertamanya di Ampar. Siapa sangka, nasi campurnya ini lebih banyak mendatangkan peminat.
Tan dibantu oleh dua pegawai lainnya dalam hal memasak, membeli bahan, dan menangani pelanggan.
Bisnis kuliner ini pun berhasil mendatangkan keuntungan sebesar 800 RM atau sekitar Rp 2,8 juta setiap hari, yang mana jumlahnya melebihi 2 kali lipat daripada bisnis kwetiau sebelumnya.
Meskipun sempat sukses, rupanya ada masalah lain yang dihadapi pria ini. Ia melalukan kesalahan dengan menginvestasikan sejumlah uang untuk membuka restoran seafood pertamanya. Namun, dalam waktu enam bulan, restoran tersebut berujung tutup.
Kerugian itu membuat Tan beralih ke bisnis bahan makanan tetapi sama saja. Bisnis tersebut juga bangkrut dan tutup setelah tiga bulan.
Cobaan ini tidak membuat Tan terpuruk. Ia masih berusaha semaksimal mungkin dan mencoba bangkit dengan membangun bisnis mie udang di Kajang.
Setahun kemudian ia balik lagi ke bisnis nasi campurnya dalam skala lebih besar. Menyadari permintaan yang terus meningkat, Tan lalu mendirikan sebuah kios kecil.
Seiring berjalannya waktu, bisnis nasi campur ini pun berkembang pesat dan menghasilkan banyak pendapatan.
Tak berhenti di situ, ia juga beralih menjual nasi campur yang membuatnya sukses sampai saat ini. Foto: Weird Kaya
|
Hal ini juga membuat kehidupan keluarga Tan meningkat secara perlahan. Dengan aliran pendapatan stabil, pria ini bisa berinvestasi dalam pendidikan anak-anaknya.
Warung nasi campur miliknya telah menjadi garis hidup bagi Tan dan keluarga.
Meskipun ia tetap dihadapi dengan berbagai macam rintangan, seperti harga sewa gerai yang semakin meningkat dan harga bahan-bahan baku juga meningkat. Membuat pria ini perlu pindah ke gerai baru.
Namun, pandemi covid-19 lah yang membuat kehidupan Tan menjadi sangat terpuruk.
Meskipun begitu, ia tetap bersyukur karena dapat melihat anak-anaknya mengenyam pendidikan yang diinginkan tanpa membawa beban berat dan tekanan dari keluarga.
(aqr/adr)