
Madrid –
Real Madrid tak pernah bisa mempertahankan titel juara LaLiga selama hampir dua dekade. Carlo Ancelotti menilai, daya saing di antara para rival jadi penyebab.
Madrid merupakan penguasa Liga Spanyol dengan meraih total 36 titel juara. Namun, sejak jadi kampiun pada 2006/07 dan 2007/08, Los Blancos belum bisa lagi mempertahankan gelarnya.
Sebanyak lima gelar juara disabet Madrid dalam 16 musim berikutnya, termasuk pada 2023/2024. Sedangkan di dalam periode tersebut, Barcelona tercatat tiga kali mencetak sukses beruntun.
Dimulai pada three-peat di 2008/2009, 2009/2010, 2010/2011, Barca kemudian dua kali mempertahankan gelarnya pada 2014/2014, 2015/2016 dan 2017/2018, 2018/2019.
Meski demikian, Liga Spanyol selalu menghadirkan pemenang yang berbeda dalam lima musim terakhir. Carlo Ancelotti, selaku pelatih Real Madrid, meyakini persaingan yang kian tinggi di antara tiga tim besar bikin mempertahankan gelar juara semakin sulit.
“Sangat sulit dikatakan, tapi Anda harus percaya dengan statistiknya,” ungkap pelatih kawakan Italia itu dilansir AS. “Pendapat saya adalah rivalitas di kompetisi ini sangat tinggi.”
“Ada tim-tim seperti Atletico Madrid atau Barcelona yang mampu bersaing setiap tahun. Dan memenangi kompetisinya berturut-turut itu sangat tidak mudah, tapi karena daya saing para rival yang dalam hal ini adalah Barcelona dan Atletico Madrid,” sambung Ancelotti.
Bagaimanapun, Real Madrid masih punya kans untuk mempertahankan gelar juara LaLiga pada musim ini. Sampai jornada 23, El Real toh masih memuncaki klasemen dengan keunggulan satu angka dari Atletico (2) dan dua angka dari Barcelona (3).
(rin/nds)