
Jakarta –
Bus menjadi salah satu moda transportasi yang banyak dipilih masyarakat untuk mudik. Namun, saat naik bus jangan kaget kalau mesin bus tidak dimatikan ketika berhenti di rest area.
Selama perjalanan, bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) akan berhenti di rest area. Tujuannya untuk beristirahat sejenak, memberikan penumpang untuk buang air kecil dan buang air besar, hingga menyantap makanan yang telah disediakan oleh PO (Perusahaan Otobus).
Menariknya, bus justru dengan sengaja tidak mematikan mesin selama berhenti di rest area. Lantas, apa alasannya?
Kenapa Bus AKAP Tidak Mematikan Mesin saat di Rest Area?
Ternyata, ada alasan khusus mengapa bus tidak mematikan mesin saat berhenti di rest area.
Mengutip akun Instagram Putera Mulya Sejahtera Official, menurut para teknikal dan sopir bus, saat ini mesin diesel bus telah menggunakan turbo. Nah, turbo mesin diesel dinilai sangat sensitif jika terlalu sering dihidupkan dan dimatikan.
Maka dari itu, para sopir sengaja menghidupkan mesin bus, meski sedang berhenti di rest area. Mesin bus dibiarkan terus menyala mulai dari keberangkatan hingga selesai mengantarkan penumpang di tempat tujuan.
Alasan lainnya karena mesin diesel membutuhkan kompresi padat dan suhu panas agar bisa bekerja secara optimal. Hal ini berbanding terbalik dengan mesin berbahan bakar bensin. Jika proses pemanasan tidak merata dan sirkulasi udara tak ada, maka akan mempengaruhi kinerja turbo.
Mengutip catatan detikOto, PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) juga sepakat dengan argumen tersebut. Namun, ada sejumlah hal yang perlu diluruskan kembali agar tidak menimbulkan salah persepsi bagi masyarakat umum.
Poin yang pertama, mesin diesel memiliki cara yang berbeda saat proses menyalakan dan mematikan mesin. Saat menyalakan mesin, jangan langsung digas. Jadi, perlu menunggu sekitar 2-3 menit untuk idle (langsam).
Begitu juga saat mematikan mesin, posisikan idle selama 5 menit, baru kemudian dimatikan. Cara ini agar turbo terlumasi dengan baik sehingga tidak mudah rusak.
Poin kedua, mesin diesel membutuhkan suhu kerja mesin tertentu. Jadi, mesin bus memang harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum mulai beroperasi.
Poin ketiga, mesin bus harus tetap menyala saat berhenti, terutama di rest area. Soalnya, bus membutuhkan tenaga listrik untuk AC dan sejumlah alat elektronik lainnya.
Selain itu, penumpang dalam kabin yang tidak turun saat di rest area juga harus tetap merasa nyaman dengan sistem pendingin yang berjalan. Sedangkan untuk mendinginkan kabin bus di daerah tropis, membutuhkan waktu yang agak lama sekitar 15-20 menit.
Jadi, alasan bus tidak mematikan mesin saat berhenti di rest area bukan karena membuang solar, tapi untuk menjaga kinerja mesin turbo diesel agar tetap optimal sekaligus memberikan kenyamanan bagi seluruh penumpang.
(ilf/fds)