
Terungkap Presiden Prabowo Subianto berencana membuat koalisi permanen. Wacana itu mendapatkan berbagai reaksi dari sejumlah partai politik.
Rencana ini awalnya diungkap Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Pembentukan koalisi permanen ini, katanya, demi persatuan di pemerintahan.
Cak Imin menyebut PKB menyambut baik soal rencana itu. Dia tak menutup kemungkinan koalisi ini akan dibentuk hingga Pilpres 2029 nanti.
“Intinya memperkuat koalisi. Kita, Pak Prabowo menawarkan koalisi permanen. Pak Prabowo meminta persatuan menjadi kunci utama pemerintahan,” kata Cak Imin setelah acara di Hambalang, Jawa Barat, Jumat (14/2/2025).
“Tentu PKB menyambut baik koalisi permanen. Menjadi perkuatan dari percepatan pembangunan,” tambahnya.
Respons PDIP
Foto: Guntur Romli (Dok YouTube GerindraTV) |
PDIP enggan mengomentari hal itu. Jubir PDIP Guntur Romli menyebut partainya tidak memiliki hak.
“Kami tidak ada hak untuk komentar,” kata Guntur kepada wartawan, Jumat (14/1/2025).
Dia mengatakan PDIP belum menentukan sikap politik ke depan. Dia menyebut sikap politik PDIP di masa depan akan ditentukan lewat kongres.
“Kalau kami sendiri, masih menunggu kongres untuk menentukan sikap politik ke depan,” ujarnya.
Diketahui, Prabowo kembali dipercaya Gerindra untuk kembali maju di Pilpres 2029. Hal itu berdasarkan keputusan di kongres Gerindra Jumat (14/2) lalu.
Kata NasDem
Foto: Ketum NasDem Surya Paloh (Anggi/detikcom). |
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menanggapi keinginan Presiden Prabowo Subianto membentuk koalisi. Paloh menyebut usulan itu masih perlu dikaji.
“Satu lemparan usulan yang perlu untuk dikaji ya, saya pikir itu amat memungkinkan,” kata Paloh menjawab pertanyaan wartawan setelah menghadiri HUT Partai Gerindra di SICC, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/2).
Ditanya lebih lanjut pandangannya tentang usulan itu, Paloh menjawab diplomatis. Namun dia melempar pertanyaan tentang berapa lama waktu dari arti ‘permanen’ yang dimaksud Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Paloh mengaku perihal itu akan dibahas dalam tim khusus di partainya untuk dikaji lebih lanjut.
“Kita akan bawa kepada tim khusus untuk melakukan pengkajian yang terbaik. Tetapi pada dasarnya itu hal-hal yang baik itu,” ucap Paloh.
“Kalau bisa permanen baik, tapi permanen sampai berapa waktu, kan pasti ada batas waktu ya. Apakah dua kali pemilu? Tiga kali pemilu? Empat kali pemilu? Lima kali pemilu dan sebagainya ya,” tuturnya.
Penjelasan Gerindra
Foto: Waketum Gerindra Sugiono (dok Gerindra) |
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Sugiono buka suara soal koalisi permanen yang diusulkan Presiden Prabowo Subianto. Sugiono mengatakan usulan itu demi semangat persatuan dan terus menciptakan suasana rukun dan damai.
“Kemarin ide itu disampaikan karena kan dari perjalanan yang kita lewati dari menentukan koalisi sampai pemerintahan ini berlangsung, kita punya pandangan yang sama terhadap permasalahan bangsa ini, mencari solusi-solusi terhadap permasalahan tersebut kemudian kita ingin menciptakan suatu suasana yang rukun damai dan sejuk,” kata Sugiono usai menghadiri puncak perayaan HUT ke-17 Partai Gerindra di SICC, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/2).
Sugiono menekankan nilai penting persatuan dan kerukunan juga telah disadari para pendiri bangsa dan direalisasikan hingga Republik Indonesia bisa merdeka. Sugiono mengatakan persatuan dan kerukunan merupakan hal yang harus dijaga di setiap lapisan.
“Karena banyak pelajaran di sekitar kita, dari negara di sekitar kita juga yang menunjukkan bahwa kedamaian kesejukan kerukunan itu mahal harganya, dan kita juga bersyukur bahwa para pendiri bangsa ini dulu sudah begitu sangat menyadari bahwa persatuan adalah suatu hal yang penting. Dengan dasar tersebut kita berharap kenapa sih common interest ini nggak kita jadikan satu saja,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri ini mengatakan usulan koalisi permanen jangan dilihat untuk kepentingan jangka pendek atau sebatas pilpres ke pilpres. Menurutnya, koalisi permanen yang didasari motif untuk memelihara persatuan dan kerukunan perlu diupayakan untuk stabilitas nasional jangka panjang.
“Jangan hanya melihat permasalahan bangsa ini lima tahunan dari pilpres ke pilpres ya. Ya namanya di sekitar kita, yang namanya persatuan itu mahal. Jangan take it for granted, jangan sekadar memikirkan pilpres 5 tahunan, nggak. Lebih besar dari itu. Kalau kita mau negara survive, kalau kita mau negara ini utuh, itu yang kita butuhkan, persatuan itu mahal,” ujarnya.
Halaman 2 dari 4
(azh/lir)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu