Jakarta –
Misteri makam ‘terkutuk’ Raja Firaun Tutankhamun yang mengerikan sempat membuat bingung para arkeolog selama berabad-abad. Itu terjadi setelah serangkaian kematian yang terjadi saat makam tersebut dibuka.
Kejadian itu dialami empat orang yang membuka makam Raja Firaun Tutankhamun pada tahun 1922. Empat bulan setelah makam dibuka, orang pertama meninggal tiba-tiba, disusul tiga orang lainnya.
Salah satu orang yang meninggal adalah orang yang mendanai penggalian Lord Carnarvon. Namun, kini para ahli mengklaim berhasil menemukan alasan di balik ‘kutukan Firaun’ itu. Benarkah karena ‘kutukan’?
Menurut laporan Journal of Scientific Exploration (JSE), para ahli mengklaim telah menguak jawabannya. Mereka mengatakan bahwa itu dipicu oleh limbah beracun dan mematikan yang tertinggal di makam saat pertama kali dibangun.
Kematian Lord Carnarvon sama sekali tidak ada hubungannya dengan makam Raja Firaun Tutankhamun. Sebab, dia meninggal karena keracunan darah.
JSE mengklaim banyak makam kuno di seluruh Mesir, termasuk makam Raja Firaun Tutankhamun, memiliki kadar radioaktif yang tinggi. Hal itu yang membuat siapa pun yang bersentuhan dengan makam bisa terkena penyakit kanker dan penyakit radiasi yang bisa berakibat fatal.
Baru-baru ini, JSE mengatakan telah menemukan lonjakan tingkat radiasi tinggi yang mengkhawatirkan di Mesir. Selain makam Raja Tutankhamun, makam Osiris, dewa maut Mesir Kuno, dan Pemakaman Saqqara juga dilaporkan dipenuhi limbah radioaktif.
“Radiasi telah terdeteksi oleh penghitung Geiger di dua lokasi di Giza yang berdekatan dengan piramida,” kata surat kabar tersebut, dikutip dari The Sun.
“Bacaannya digambarkan sebagai radioaktif yang sangat kuat.”
Sumber Radiasi
Dikutip dari Daily Mail, radiasi tersebut diduga berasal dari unsur-unsur alam yang mengandung uranium dan limbah beracun yang sengaja dimasukkan ke dalam makam.
Para ahli juga menemukan kadar radioaktif yang sangat tinggi di beberapa dinding kuil. Banyak yang percaya bahwa orang-orang yang membangun makam pertama kali mengetahui tentang limbah beracun itu.
Mereka juga dipercaya meninggalkan tulisan di dinding, yang seakan mengingatkan adanya penyakit yang tidak bisa disembuhkan.
“Sifat kutukan secara eksplisit tertulis di beberapa makam, dan salah satunya diterjemahkan sebagai, ‘mereka yang membobol makam ini akan menemui kematian karena penyakit yang tidak dapat didiagnosis oleh dokter mana pun’,” kata penelitian JSE.