Jakarta –
Kasus truk melaju ugal-ugalan dan tabrak lari di Cipondoh, Tangerang, menuai sorotan. Truk itu kabur setelah menabrak mobil di lampu merah. Dalam proses ‘kabur’ tersebut, truk juga menabrak kendaraan lain.
Polres Metro Tangerang Kota mengungkap kronologi kecelakaan akibat sopir truk ugal-ugalan di Cipondoh, Kota Tangerang. Polisi menyebut mulanya sopir truk melaju dari arah Cikokol menuju Cipondoh.
“Truk Wing Box yang dikendarai JFN (24) datang dari arah Cikokol menuju Cipondoh menabrak bemper belakang Suzuki Ertiga dikendarai L yang sedang berhenti di Trafic Light arah Kodim,” ungkap Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Zain Dwi Nugroho, dikutip detikNews.
Truk itu kemudian kabur. Ketika kabur, sopir truk juga menabrak pengendara sepeda motor. Pelaku masih terus berupaya untuk kabur meski sudah menabrak beberapa kendaraan. Hingga akhirnya, warga berhasil memberhentikan truk. Pengemudi truk diamuk massa.
Akhir-akhir ini truk banyak yang menjadi penyebab kecelakaan. Bahkan tak jarang kecelakaan yang melibatkan truk sampai memakan korban jiwa.
Instruktur safety driving di Rifat Drive Labs (RDL) dan Road Safety Commission Ikatan Motor Indonesia (IMI) Erreza Hardian mengatakan dunia transportasi logistik sedang tidak baik-baik saja.
“Dunia tranportasi logistic (pengemudi truk) sedang tidak baik-baik aja. Saya sering berinteraksi dengan para pengusaha dan pengemudinya. Rumit,” kata Reza kepada detikOto, Jumat (1/11/2024) kemarin.
Menurut Reza, banyak pengemudi truk yang tidak kompeten apalagi paham soal bahaya. Teknik berkendara mereka turun-temurun. Program pelatihan dan sertifikasi yang mahal pun tidak diikuti.
“Belum lagi dihadapkan persaingan tidak sehat di antara mereka sendiri, plus banyaknya begal baik ban, harta benda pribadi, bahkan barangnya. Pengusaha dan yang punya barang cenderung tidak peduli karena sifatnya mitra bukan bagian dari system perusahaan transportasi logistik,” jelasnya.
Lebih lanjut, Reza menyebut pengemudi kendaraan komersial itu cenderung sendirian di jalan. Mereka survive dengan segala problem dan masalah.
“Mereka tidak senyaman kita yang dengan kendaraan kecil dan ber-AC. Fit to drive jelas tidak karena dikejar waktu, makanan mereka juga tidak terjaga. Effort dari kendaraan besar dengan tingkat standar teknis yang penuh catatan misalnya jauh lebih besar dan kelelahan karena effortnya itu sangat berbahaya,” katanya.
“Yang punya barang mau harga transportir murah, sedangkan pengusaha trasnportir dan logistic dihadapkan pada aturan regulasi dan kewajiban ini itu ditambah leasing dari kendaraan, problema pengemudi juga menjadi beban mereka disamping kriminalitas,” katanya.
Kata Reza, hanya sebagian kecil transportasi darat yang memenuhi sistem manajemen keselamatan. Makanya, dengan kondisi dunia logistik yang sedang tidak baik-baik saja, kita sebagai pengendara diminta lebih waspada jika berada di sekitar kendaraan besar.
“Karena sedang tidak baik-baik saja, maka tadi saya bilang, saat ini kita jadikan truk baik itu kecil, besar, sedang, membawa muatan atau tidak, jadikan potensi bahaya, AmanAjA dengan waspada dan berikan jarak dan prioritas pada mereka,” pungkasnya.
(rgr/lth)