Jakarta –
Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia meningkat signifikan. Catatan Kementerian Kesehatan RI hingga Februari 2024 secara kumulatif mencapai 38.642 pasien, dengan provinsi Jawa Barat melaporkan kasus DBD terbanyak yakni 10.428 orang. Disusul Jawa Timur di kisaran kasus 3.600 pasien.
Dari total tersebut, ada 316 kematian yang dilaporkan hingga Februari 2024, angka ini sudah mendekati jumlah kumulatif kematian di 2023 yaitu 894 kasus.
Ditemui detikcom baru-baru ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan masyarakat untuk tidak lepas menerapkan 3 M. Terlebih, menjelang kegiatan mudik Lebaran.
“Yang penting sekarang teman-teman harus menguras, menutup, sama mendaur ulang, jadi pastiin nyamuk-nyamuknya nggak ada,” terang Menkes Budi selepas menghadiri agenda rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (26/3/3024).
Kasus DBD disebutnya memiliki angka kematian atau fatality rate relatif rendah yakni di bawah satu. Meski begitu, masyarakat tidak boleh menyepelekan kemungkinan risiko fatal saat tertular.
“Jangan terlambat dibawa ke RS,” pesan dia.
Sejauh ini, keterisian bed occupancy rate (BOR) untuk DBD khususnya di DKI Jakarta juga relatif terkendali. Dibandingkan penyakit menular lain, DBD masih berada di peringkat keempat dengan infeksi terbanyak setelah tuberkulosis hingga HIV, yakni sekitar 120 ribu kasus.
“Imbauan sederhana nomor satu itu harus airnya jangan dibiarkan tergenang, kalau tergenang dikasih larvasida di puskesmas ada, nggak usah panik, jadi kalau kena yang penting, kalau demam panas cepat dites atau bawa ke puskesmas saja, kalau sudah ketahuan cepat ditangani,” terangnya.
Terpisah, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu menekankan hal yang tidak kalah penting adalah memastikan tidak tergigit nyamuk demi mencegah penularan DBD.
Sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk mencegahnya tentu beragam, termasuk penggunaan pakaian lengan panjang, hingga memakai lotion anti nyamuk.
“Secara personal apa saja boleh, disarankan penggunaan lengan panjang, repellent,” tegasnya saat dihubungi detikcom Rabu (20/4),
Pesan senada juga disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi. Menurutnya, penggunaan lengan panjang tentu efektif lantaran menutupi permukaan kulit dengan kain sehingga menghindari gigitan.
Dirinya juga memberikan catatan, alih-alih memakai minyak telon, jauh lebih efektif untuk langsung menggunakan lotion anti nyamuk.
“Kalau yang bentuk anti nyamuk, lotion anti nyamuk misalnya, itu bisa. Kalau minyak telon dia tidak memiliki zat yang anti nyamuk, tetapi mungkin dengan bau yang menyengat nyamuk tidak mau hinggap dan menggigit,” tandas dr Nadia.
“Tapi yang pasti efektif ya lotion anti nyamuk,” pungkasnya.
Simak Video “Eks Menkes Siti Fadilah Pertanyakan Program Pengendalian DBD dengan Wolbachia“
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)