
Jakarta –
Ada satu malam yang sangat spesial di Bulan Ramadhan bagi umat muslim sedunia. Malam itu adalah Malam Lailatul Qadar, Lailah berarti malam dan Al-Qadr bermakna mulia atau takdir. Malam Lailatul Qadar terdapat dalam 10 hari terakhir di bulan suci Ramadhan.
Dalam hadist, disebutkan sejumlah ciri ketika Malam Lailatul Qadar terjadi. Namun, dapatkah kita mengetahui kapan Malam Lailatul Qadar lewat observasi langit dan ilmu sains?
Menjawab hal ini, detikINET pernah berbincang dengan Peneliti Astronomi dan Astrofisika dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Thomas Djamaluddin. Menurutnya, secara fisik malam yang lebih baik dari seribu bulan ini tidak nampak perbedaan.
“Secara fisik, tidak ada perbedaan di langit,” jabar Djamal, merujuk pada kondisi langit di 10 hari terakhir Ramadhan.
“Saya berpendapat, suasana yang digambarkan dalam hadits hanya dirasakan oleh orang yang mendapatkannya, karena kualitas ibadahnya,” sambungnya.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa pencarian Lailatul Qadar adalah pengalaman spiritual bagi yang mendapatkannya karena kualitas ibadah. Tidak ada perbedaan secara jelas antara malam tersebut dengan malam lainnya di Bulan Ramadhan.
Tetapi, dalam sejumlah hadits, disebutkan ciri-ciri Lailatul Qadar. Diantaranya malam yang tenang, damai, serta tidak panas udaranya.
Rasulullah SAW bersabda:
إنها ليلة سمحة طلقة لا حارة ولا باردة تجري على الناس رحمة فيها
“Sesungguhnya malam itu adalah malam yang lembut, cerah, tidak panas dan tidak dingin. Pada malam itu turun rahmat kepada manusia.” (HR. Ahmad)
Selain itu, tanda-tanda Malam Lailatul Qadar adalah malam dipenuhi cahaya, baik di langit maupun di bumi.
Rasulullah SAW bersabda:
إنها ليلة طلقاء بيضاء كأنها صبح يومها لا تشبهها ليلة
Artinya : “Sesungguhnya malam itu adalah malam yang cerah putih seperti pagi harinya. Tidak ada malam yang menyerupainya.” (HR. Ahmad).
(ask/ask)