Jakarta –
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kaget Indonesia ternyata masih kekurangan jumlah dokter. Menurutnya, kurangnya jumlah dokter spesialis dan dokter umum harus segera diisi dan pemerintahan baru harus bisa memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki Indonesia beberapa tahun ke depan.
Hal ini disampaikan Jokowi saat meluncurkan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di halaman RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jalan Letjen S Parman, Jakarta.
“Tadi Pak Menkes sudah menyampaikan bahwa dokter umum masih kurang 124 ribu, dokter spesialis kurang 29 ribu. Jumlah yang tidak sedikit. Ini yang harus segera diisi,” ujar Jokowi, Senin (6/5/2024).
Jokowi menambahkan, terobosan untuk menggenjot lahirnya dokter spesialis baru akan berdampak pada terpakainya peralatan kesehatan yang telah didistribusikan ke Kabupaten/Kota.
“Jangan sampai peralatan yang tadi sudah sampai di kabupaten/kota, sudah sampai di provinsi tidak berguna gara-gara dokter spesialisnya tidak ada. Dan juga kita baru mampu mengeluarkan 2.700 dokter spesialis per tahun,” tambahnya.
Ke depannya, Jokowi berharap harus ada terobosan efektif untuk bisa menggenjot jumlah dokter spesialis di Indonesia. Bukan soal peralatan yang kurang memadai, lanjut Jokowi, ini adalah masalah yang kerap ia temui ketika mengunjungi rumah sakit di daerah.
“Oleh sebab itu, sekali lagi harus ada terobosan. Kita harus membuat terobosan,” tegas Jokowi.
“Tadi disampaikan Menteri Kesehatan ada 24 fakultas kedokteran dan 420 rumah sakit. Oleh sebab itu dua mesin ini harus dijalankan bersama-sama agar segera menghasilkan dokter spesialis sebanyak-banyaknya.
NEXT: Menyelamatkan bonus demografi
Simak Video “Bentuk Dukungan Pemerintah untuk Peserta PPDS RSPPU“
[Gambas:Video 20detik]