Jakarta –
Warga Desa Sumurcinde, Kabupaten Tuban, Mundakir (43) mengungkapkan pengalamannya mendampingi ayah mertua menjalani operasi patah tulang menggunakan layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Ia mengaku mendapat kemudahan dari layanan tanpa mengeluarkan biaya sedikit pun.
Mundakir menceritakan JKN menjamin biaya operasi hingga pemulihan dengan tindakan fisioterapi.
“Ayah mertua saya ini memang sudah usia lanjut hampir 80 tahun. Suatu ketika tiba-tiba jatuh terpeleset dan mengakibatkan tidak bisa berjalan. Tentunya saya panik dan langsung membawa ke Puskesmas terdekat agar dapat diberikan pertolongan,” jelas Mundakir dalam keterangan tertulis, Selasa (23/4/2024).
“Awalnya saya kira hanya keseleo saja, namun setelah tiga hari dari Puskesmas, keadaan belum membaik. Hingga pihak Puskesmas memberikan rujukan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut di rumah sakit,” sambungnya.
Berbekal rujukan dari Puskesmas tempatnya terdaftar, Mundakir membawa ayah mertuanya ke rumah sakit dengan tujuan Poli Ortopedi. Ia memanfaatkan aplikasi Mobile JKN-nya untuk mengambil nomor antrean secara online agar tidak mengantre terlalu lama.
“Layanan JKN ini sekarang ini anti ribet. Dengan hanya menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja sudah langsung dapat dilayani. Nomor antrean yang didapat juga tidak terlalu besar urutannya sehingga kami bisa dengan cepat bisa bertemu dengan dokter spesialis yang menangani,” terangnya.
Setelah mendaftar, ia membawa ayahnya menuju ruang radiologi untuk melakukan foto scan demi mendiagnosa penyakit agar tindakan yang diberikan pun tepat sasaran. Setelah dilakukan foto scan, tulang sendi ayahnya diketahui patah dan dokter dan perlu segera dioperasi.
“Awalnya saya tidak tega melihat kondisi ayah yang sudah usia senja untuk dilakukan operasi. Namun hanya dengan jalan tersebut maka kondisi ayah bisa semakin membaik. Kami sekeluarga akhirnya setuju dengan saran dokter untuk dilakukan operasi besok harinya,” ucapnya.
Ia menambahkan ayahnya menjalani operasi patah tulang selama hampir tiga jam, kemudian dirawat inap seminggu lamanya hingga kondisi membaik. Mundakir bersyukur karena hasil laboratorium sang ayah tidak begitu mengkhawatirkan di usia senjanya.
“Saya pun sempat berpikir dan iseng menanyakan ke perawat ruangan yang bertugas jika operasi ini tanpa menggunakan layanan JKN. Ternyata hampir seratus juta rupiah biaya yang dibutuhkan untuk operasi tersebut. Tentunya biaya yang besar ini tidak mungkin kami miliki sehingga bersyukur sekali sejak dulu telah terdaftar menjadi peserta JKN,” ungkapnya.
Setelah menjalani rawat inap, lanjut Mundakir, sang ayah masih harus menjalani fisioterapi sebagai upaya pemulihan agar kemampuan berjalannya semakin membaik. Kendati demikian, Mundakir menyadari di usia ayahnya yang sudah senja ia tidak mampu pulih kembali dengan cepat. Namun dengan dukungan dokter dan perawat yang melayani sangat baik, Mundakir menjadi bersemangat agar ayahnya sehat kembali.
“Akhirnya proses rawat jalan di poli fisioterapi ini dilakukan seminggu sekali dan dokter terus memantau perkembangan ayah. Coba dibayangkan jika kami sekeluarga tidak mempunyai JKN, tentu tidak sanggup sampai tuntas menyembuhkan ayah,” kata Mundakir.
“Jadi tidak masalah jika setiap bulan harus membayar iuran JKN yang kata orang-orang mahal namun bagi saya tidak. Karena proses penyembuhan ini masih memerlukan proses yang lumayan lama untuk membuat kondisi stabil. Jika tidak mengandalkan JKN, sangat berat biaya pengobatannya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia berharap layanan JKN yang anti ribet ini dapat dipertahankan. Ia pun tidak merasa berat untuk membayar iuran JKN setiap bulannya karena manfaat layanan JKN yang besar tidak seberapa dengan iuran yang setiap bulan ia bayarkan.
“Saya yakin, mereka yang mengatakan jika layanan JKN ini tidak memuaskan karena belum tahu saja manfaat yang dihadirkan. Belum lagi sekarang di Aplikasi Mobile JKN ada layanan Skrining Riwayat Kesehatan untuk peserta JKN dapat mengisikan sesuai dengan riwayat kesehatannya. Sehat saja dijamin, apalagi sakit. Terima kasih banyak BPJS Kesehatan, layanan kesehatanmu tidak dapat kami pandang sebelah mata,” pungkasnya.
(akd/ega)