
Jakarta –
Ibu Gregorius Ronald Tannur, Meirizka Widjaja, mengakui pernah menanyakan nama hakim yang menangani perkara putranya ke pengacara, Lisa Rachmat. Meirizka mengaku menanyakan nama hakim itu untuk mendoakan.
Hal itu disampaikan Meirizka saat dihadirkan sebagai saksi kasus dugaan suap terkait vonis bebas Ronald Tannur dengan terdakwa tiga hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Erintuah Damanik, Mangapul dan Heru Hanindyo. Pertanyaan itu disampaikan Meirizka ke Lisa melalui chat WhatsApp.
“Bu Meirizka pernah bertanya kepada Bu Lisa baik itu secara langsung atau chat hakim hakim siapa yang menangani perkara Ronald Tannur?” tanya jaksa di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2025).
“Oh ya, saya pernah nanya nama hakimnya. Tapi, tujuan saya untuk menanyakan itu saya mau doa begitu,” jawab Meirizka.
Jaksa lalu bertanya apa jawaban Lisa. Meirizka menyebutkan Lisa menyampaikan saat itu belum ada nama hakim yang akan menangani perkara Ronald Tannur.
“Waktu itu dia jawab belum ada hakimnya,” jawab Meirizka.
“Belum ada maksudnya?” tanya jaksa.
“Ya nggak tahu namanya, belum tahu namanya,” jawab Meirizka.
Meirizka mengklaim dirinya menanyakan nama hakim untuk mendoakan. Namun, katanya, Lisa belum memberikan nama-nama hakim saat itu.
“Ya itu saya tanya, saya sempat nanya, maksudnya saya mau doain. Saya kan biasanya suka doa, doa Rosario, doa Novena begitu. Jadi saya minta namanya,” ujar Meirizka.
Dalam kasus ini, jaksa mendakwa tiga hakim PN Surabaya menerima suap Rp 1 miliar dan SGD 308 ribu atau setara Rp 3,6 miliar terkait vonis bebas Ronald Tannur atas kematian kekasihnya, Dini Sera Afrianti. Ketiga hakim itu ialah Erintuah Damanik, Heru Hanindyo, dan Mangapul.
“Telah melakukan atau turut serta melakukan perbuatan, hakim yaitu Terdakwa Erintuah Damanik, Heru Hanindyo dan Mangapul yang memeriksa dan memutus perkara pidana atas nama Gregorius Ronald Tannur, berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Surabaya Kelas IA Khusus Nomor 454/Pid.B/2024/PN Sby tanggal 05 Maret 2024, yang menerima hadiah atau janji, berupa uang tunai sebesar Rp 1.000.000.000 (satu miliar rupiah) dan SGD 308.000 (tiga ratus delapan ribu dolar Singapura),” kata jaksa penuntut umum.
Kasus ini bermula dari jeratan hukum untuk Ronald Tannur atas kematian kekasihnya Dini Sera Afrianti. Ibu Ronald Tannur, Meirizka Widjaja, kemudian berupaya agar anaknya bebas.
Dia pun meminta pengacara bernama Lisa Rahmat mengurus perkara itu. Lisa Rahmat kemudian menemui mantan pejabat MA Zarof Ricar untuk mencarikan hakim PN Surabaya yang dapat menjatuhkan vonis bebas kepada Ronald Tannur.
Singkat cerita, suap diberikan dan Ronald Tannur bebas. Belakangan, terungkap kalau vonis bebas itu diberikan akibat suap.
Jaksa juga telah mengajukan kasasi atas vonis Ronald Tannur. MA mengabulkan kasasi itu dan Ronald Tannur telah divonis 5 tahun penjara.
Simak juga Video ‘Jaksa Ungkap Uang Suap Rp 915 M-51 Kg Emas Zarof Ricar Disimpan di Rumah’:
(mib/haf)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu