Jakarta –
Para ilmuwan di China menemukan endapan bijih emas berkualitas tinggi dalam jumlah besar yang tersembunyi di dekat beberapa tambang emas yang ada di negaranya.
Cadangan emas berskala raksasa itu, yang mungkin merupakan satu-satunya cadangan logam berharga terbesar yang tersisa di Bumi, bernilai miliaran dolar dan menyebabkan harga emas global meroket mendekati rekor tertinggi.
Perwakilan dari Geological Bureau of Hunan Province (GBHP) mengatakan, deposit baru itu ditemukan di ladang emas Wangu di timur laut Provinsi Hunan.
Para pekerja tambang mendeteksi lebih dari 40 urat emas, yang berisi sekitar 300 metrik ton emas hingga kedalaman 2.000 meter. Namun, dengan menggunakan model komputer 3D, para ahli pertambangan telah memperkirakan bahwa mungkin ada hingga 1.000 metrik ton emas.
Sebagai gambaran, deposit emas ini kira-kira delapan kali lebih berat dari Patung Liberty, tersembunyi di kedalaman hingga 3.000 meter.
“Seluruh simpanan itu kemungkinan bernilai sekitar 600 miliar yuan (sekitar Rp 1,2 kuadriliun),” kata pejabat GBHP dikutip dari Live Science, dilansir Jumat (29/11/2024).
Emas Kualitas Super
GBHP mengungkapkan, kualitas maksimum endapan baru tersebut adalah 138 gram emas per metrik ton bijih, yang relatif tinggi dibandingkan dengan sebagian besar tambang emas lainnya di seluruh dunia.
“Banyak inti batuan yang dibor menunjukkan emas yang terlihat,” kata Chen Rulin, seorang ahli prospeksi bijih di GBHP.
“Ditemukan juga lebih banyak emas selama pengeboran uji di sekitar ‘area pinggiran’ lokasi baru tersebut, yang menunjukkan bahwa ada lebih banyak deposit besar yang menunggu untuk digali di masa mendatang,” kata para ahli.
Sulit untuk melacak jumlah emas yang tersisa di berbagai tambang di seluruh dunia karena fluktuasi laju ekstraksi di setiap lokasi dan kurangnya transparansi dalam pelaporan hasil.
Namun, pada 2022, cadangan emas terbesar yang diketahui di Bumi ditemukan di tambang emas South Deep di Afrika Selatan, yang memiliki sekitar 930 metrik ton emas, menurut Mining Technology. Ini berarti, endapan baru tersebut bisa jadi merupakan cadangan emas alami terbesar yang diketahui di Bumi.
Berita tentang penemuan itu menggemparkan komunitas pertambangan dan ekonomi global yang lebih luas. Harga emas melonjak hingga sekitar USD 2.700 per ons (USD 95.240 per kg), tepat di bawah rekor tertinggi yang ditetapkan awal tahun ini.
Mengutip Reuters, China sudah menjadi produsen emas terbesar di dunia, dengan produksi sekitar 10% dari produksi global pada 2023.
Akan tetapi, negara tersebut masih menggunakan lebih banyak emas daripada yang dapat diproduksinya, mengonsumsi sekitar tiga kali lebih banyak logam mulia daripada yang dapat digalinya. Akibatnya, China sangat bergantung pada impor emas dari negara-negara seperti Australia dan Afrika Selatan.
Deposit emas baru dapat membantu mengatasi masalah ini, tetapi tidak akan menyelesaikan masalah sepenuhnya. Berdasarkan tingkat konsumsi saat ini, seluruh deposit hanya akan memenuhi kebutuhan negara selama sekitar 1,4 tahun.
Pada akhir 2023, diperkirakan total 212.582 metrik ton emas telah digali dalam sejarah manusia, dengan lebih dari dua pertiganya telah diekstraksi sejak 1950, menurut World Gold Council.
Angka ini mungkin tampak banyak. Namun jika semua emas yang pernah ditemukan di Bumi dicairkan dalam sebuah kubus, ukuran kubus itu kira-kira 23 meter di setiap sisinya. Meskipun kubus itu mungkin berukuran kecil, berlawanan dengan ekspektasi kita, kubus itu akan sangat berat.
(rns/fay)